ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) SARS
A.
Definisi
Askep SARS - SARS (severe acute
respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan yang
mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS)
atau Corona Virus Pneumonia (CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang
merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini
belum diketahui pasti penyebabnya.
SARS (severe acute
respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan
berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan
di paru-paru (edema paru).
SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada
orang yang sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal. Walaupun sering
disebut sindroma gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi
pada anak-anak.
Secara proposional ada 2 definisi kasus SARS, yaitu
“suspect” dan “probable” sesuai kriteria WHO.
Definisi penderita suspect
(diduga) mempunyai riwayat sebagai berikut :
Demam tinggi (> 380C / 100,40F) disertai dengan batuk atau mengalami kesulitan bernafas ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat pajanan dalam 10 hari sebelum timbulnya gejala klinis yaitu :
a. Pernah kontak dekat dengan penderita
suspect atau penderita probable SARS (seperti merawat penderita, tinggal
bersama, menangani sekret atau cairan tubuh penderita).
b. Dan atau adanya riwayat pernah
melakukan perjalanan kedaerah yang sedang terjangkit SARS.
c. Dan atau tinggal didaerah yang
sedang terjangkit SARS.
Definisi penderita probable
(mungkin) adalah penderita suspect seperti yang disebutkan diatas disertai
dengan :
a.
Gambaran radiologis adanya infiltrat
pada paru yang konsisten dengan gejala klinis pneumonia atau Respiratory
Distress Syndrome (RDS) yang ada.
b.
Atau ditemukannya coronavirus SARS
dengan satu atau lebih metoda pemeriksaan laboratorium.
c. Atau pada otopsi ditemukan gambaran
patologis RDS tanpa sebab yang jelas.
B.
Angka Kejadian
SARS itu singkatan dari Severe
Acute Respiratory Syndrome atau Corona
Virus Pneumonia (CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah
1 Februari 2003 lalu. Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda
kawasan Asia dan terus meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi
korban tewas keenam di wilayah administrative.
Pertama kali dilaporkan dari provinsi Guangdong, Republik
Rakyat Cina. Seorang dokter Cina yang terjangkit penyakit SARS berkunjung ke
Hongkong dan menginap di lantai 9 Hotel Metropole, Hongkong pada bulan
Februari. Mereka kemudian menularkan ke Vietnam, Kanada, Singapura dan kepada
orang-orang di Hongkong. Cina akibat penyakit yang oleh WHO diidentifikasi
sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Korbannya adalah adik ipar seorang dokter berusia 64 tahun yang
meninggal sebelum akibat SARS. Dokter itu telah menulari sedikitnya tujuh orang
yang berada di lantai sembilan hotel Metropole, di distrik Kowloon antara 15
sampai 27 Februari. Seluruh bagian lantai gedung itu kini ditutup.
Berapa kasus yang telah tercatat sampai 3 April 2003 lalu,
ada 2223 kasus, 78 meninggal dan tersebar di 18 negara yaitu Canada 58, China
1190, Hongkong ada 708 kasus, Taiwan 13 kasus, France 1 kasus, Germany 5 kasus,
Italy 3 kasus, Republik Ireland 2 kasus, Romania 3 kasus, Singapore 95 kasus,
Switzerland 2 kasus, Thailand 7 kasus, United Kingdom 3 kasus, United States 72
kasus, Vietnam 58 kasus, Australia 1 kasus, Belgium 1 kasus, Canada dan Italy 3
ada kasus.
C.
Penyebab
Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7
April 2003, WHO mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru
teridentifikasi adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus berasal dari
kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya “crown” atau mahkota.
Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan
mikroskop nampak seperti mahkota.
Askep sars - Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara
langsung ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :
1.
Pneumonia
2.
Tekanan darah yang sangat rendah
(syok)
3.
Terhirupnya makanan ke dalam paru
(menghirup muntahan dari lambung)
4.
Beberapa transfusi darah.
5.
Kerusakan paru-paru karena menghirup
oksigen konsentrasi tinggi
6.
Emboli paru
7.
Cedera pada dada
8.
Overdosis obat seperti heroin,
metadon, propoksifen atau aspirin
9.
Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat
banyak).
D. Faktor
Predisposisi
1.
Faktor diri (host) :
umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital,
imunologis, BBLR dan premature.
2.
Faktor lingkungan :
Pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap infeksi,
sosial ekonomi, Kepadatan tempat tinggal, cuaca dan polusi udara.
3.
Defisiensi vitamin.
4.
Tingkat
sosio ekonomi rendah
5.
Tingkat jangkauan pelayanan
kesehatan yang rendah.
6.
Menderita penyakit kronis.
7.
Aspek kepercayaan setempat dalam
praktek pencarian pengobatan yang salah.
E.
Faktor Pencetus SARS
Coronavirus adalah mayoritas agen penyebab SARS. Virus ini
stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan
lebih dari 4 hari pada penderita diare. Virus SARS kehilangan infektivitasnya
terhadap berbagai disinfektan dan bahan-bahan fiksasi. Seperti virus lain, corona menyebar lewat
udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam
tempo sekitar dua hingga sepuluh hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian
sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien
atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan batuk
bahkan bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi atau barang yang
digunakan oleh pasien SARS.
F.
Patofisiologi SARS
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family
paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini
stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan
lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar
lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru.
Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan
paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya
melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan
juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat,
misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau
kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau
probable. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam
satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak
kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular
adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga
penyakitnya dinyatakan sembuh.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas
kesehatan yang kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi
tertular, lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem
pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.
G.
Tanda dan Gejala SARS
Askep SARS - Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit
bernapas, dan napas pendek-pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan
pernah berkontak dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen
terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang
itu bisa disebut probable SARS atau
bisa diduga terkena SARS. Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare
yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas
beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung
oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat
jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan
medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya
mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau
sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini
semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih
bisa berubah. Penelitian terus dilangsungkan sampai sekarang.
H. Pemeriksaan
Penunjang SARS
1.
Pemeriksaan
radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2.
Pada pemeriksaan fisik : dengan
menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal
(seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah
dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena
kekurangan oksigen).
3.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan
untuk mendiagnosis SARS :
a.
Rontgen
dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya terisi
udara)
b.
Gas darah
arteri.
c. Hitung jenis darah dan kimia darah.
d. Bronkoskopi.
4.
Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5.
Pemeriksaan Bakteriologis : sputum,
darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal,
torakosentesis, bronskoskopi, biopsy.
6.
Test DNA sequencing bagi coronavirus
yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama
hanya mampu mendeteksi antibody.
I. Penatalaksanaan
SARS
1.
Terapi supportif umum
: meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin dan lain-lain.
a.
Terapi oksigen.
b.
Humidifikasi dengan nebulizer
c.
Fisioterapi dada.
d.
Pengaturan cairan.
e.
Pemberian kortokosteroid pada fase
sepsis berat.
f.
Obat
inotropik.
g.
Ventilasi mekanis.
h.
Drainase empiema.
i.
Bila terdapat gagal nafas, diberikan
nutrisi dengan kalori cukup
2.
Terapi antibiotik
Agen
anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan fitur non-spesifik
dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov
virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik
empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen
pernafasan Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi
masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah
mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek
antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal memiliki sifat,
khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum
ditentukan.
SARS dapat
hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil pasien dengan
penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi
antibiotik saja.
Antibiotik :
a.
Idealnya berdasarkan jenis kuman
penyebab.
b.
Utama ditujukan pada S.pneumonia,
H.Influensa dan S.Aureus
J.
Komplikasi SARS
Komplikasi meliputi :
1.
Abses paru
2.
Efusi pleural
3.
Empisema
4.
Gagal nafas
5.
Perikarditis
6.
Meningitis
7.
Atelektasis
8.
Hipotensi
9.
Delirium
10.
Asidosis metabolic
11.
Dehidrasi
12.
Penyakit multi lobular
13.
Septikemi
14.
Superinfeksi dapat terjadi sebagai
komplikasi pengobatan farmakologis.
K.
Prognosis SARS
Askep SARS - Angka
kematian melebihi 40%. Apabila penyakit tidak ditangani dengan baik maka
kondisi bagian tubuh yang diserang, yakni paru-paru, makin bertambah berat
rusaknya. Keadaan pasien yang semula mengalami radang paru dapat berlanjut ke
kondisi gagal napas yang berat karena paru sudah tidak dapat berfungsi sebagai
alat pernapasan yang menerima oksigen dan membuang karbondioksida. Tanda
jasmani tidak begitu kelihatan dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan
mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation.
Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.
Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam waktu
yang lama, cenderung akan terbentuk jaringan parut di paru-parunya. Jaringan
parut tertentu membaik beberapa bulan setelah ventilator dilepas.
Penderita yang bereaksi baik terhadap pengobatan, biasanya
akan sembuh total, dengan atau tanpa kelainan paru-paru jangka panjang.
ASUHAN KEPERAWATAN SARS
A.
Pengkajian SARS
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan SARS :1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas.2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu, demam.3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi (kerusakan organ)5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau hipoventilasi (RR <16x/menit).
C.
INTERVENSI KEPERAWATAN SARS
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
1
|
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
|
NOC :
- Respiratory status : Ventilation
- Respiratory status : Airway patency
Kriteria Hasil :
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
- Menunjukkan jalan nafas yang paten
- Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas
|
NIC :
Airway suction
- Pastikan kebutuhan oral atau tracheal
suctioning
- Auskultasi
suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.
- Informasikan
pada klien dan keluarga tentang suctioning
- Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.
- Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
memfasilitasi suksion nasotrakeal
- Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
- Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
- Monitor status oksigen pasien
- Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
- Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dan lain-lain.
Airway Management
- Buka jalan
nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
- Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasi
pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
- Lakukan
fisioterapi dada jika perlu
- Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Kolaborasi
pemberian bronkodilator bila perlu
- Atur intake
untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
- Monitor
respirasi dan status O2
|
2
|
Defisit Volume cairan berhubungan
dengan intake oral tidak adekuat, takipneu, demam
|
NOC:
- Fluid balance
- Hydration
- Nutritional Status : Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
-
Mempertahankan
urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
-
Tekanan
darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
-
Tidak
ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
|
Manajemen
cairan
- Pertahankan
catatan intake dan output yang akurat
- Monitor
status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik ), jika diperlukan
- Monitor vital
sign
- Monitor
masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
- Lakukan
terapi IV
- Monitor
status nutrisi
- Berikan
cairan
- Dorong
masukan oral
- Berikan
penggantian nesogatrik sesuai output
- Dorong
keluarga untuk membantu pasien makan
- Kolaborasi
dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
- Atur
kemungkinan tranfusi
- Persiapan
untuk tranfusi
|
3.
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan pemasukan berhubungan
dengan faktor biologis (sesak nafas).
|
NOC :
Status nutrisi, setelah
diberikan penjelasan dan perawatan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dengan
kriteria hasil :
-
Pemasukan nutrisi yang adekuat
-
Pasien mampu menghabiskan diet yang
dihidangkan
-
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
-
Nilai laboratorim, protein total 8-8
gr%, Albumin 3.5-5.4 gr%, Globulin 1.8-3.6 gr%, HB tidak kurang dari 10 gr %
-
Membran mukosa dan konjungtiva tidak
pucat
|
NIC:
Mengatur gangguan makanan
1.
Tentukan
kebutuhan kalori harian.
2.
Ajarkan klien dan
keluarga tentang pentingnya nutrient
3.
Monitoring TTV
dan nilai Laboratorium
4.
Monitor intake
dan output.
5.
Pertahankan
kepatenan pemberian nutrisi parenteral.
6.
Pertimbangkan
nutrisi enteral.
7.
Pantau adanya
Komplikasi GI
Terapi gizi
1. Monitor masukan makanan atau minuman dan hitung
kalori harian secara tepat
2. Kolaborasi ahli gizi
3. Pastikan dapat diet
TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
4. Berikan perawatan
mulut
5. Pantau hasil
labioratoriun protein, albumin, globulin, HB
6. Jauhkan benda-benda yang tidak enak untuk
dipandang seperti urinal, kotak drainase, bebat dan pispot
7. Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik
|
4
|
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory.
|
NOC :
-
Energy conservation
-
Self
Care : ADLs
Kriteria Hasil :
-
Berpartisipasi
dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
-
Mampu
melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
|
NIC :
Activity
Therapy
-
Kolaborasikan
dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan program terapi yang
tepat.
-
Bantu
klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
-
Bantu
untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social
-
Bantu
untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
-
Bantu
untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
-
Bantu
untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
-
Bantu
klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
-
Bantu
pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
-
Bantu
pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
-
Monitor
respon fisik, emosi, social dan spiritual
Energy Management
-
Observasi
adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
-
Dorong
anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
-
Kaji
adanya factor yang menyebabkan kelelahan
-
Monitor
nutrisi dan sumber energi
-
Monitor
pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
-
Monitor
respon kardiovaskuler terhadap
aktivitas
-
Monitor
pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
|
5
|
Defisit pengetahuan berhubungan
dengan perawatan
|
NOC :
- Pengetahuan: proses Penyakit
- Pengetahuan: Perilaku sehat
Kriteria Hasil :
-
Pasien
dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan
-
Pasien
dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
-
Pasien
dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
|
NIC :
Pengajaran: Proses Penyakit
-
Berikan
penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang
spesifik
-
Jelaskan
patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi, dengan cara yang tepat.
-
Gambarkan
tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
-
Gambarkan
proses penyakit, dengan cara yang tepat
-
Identifikasi
kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
-
Sediakan
informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
-
Hindari
harapan yang kosong
-
Diskusikan
perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di
masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
-
Diskusikan
pilihan terapi atau penanganan
-
Dukung
pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
-
Eksplorasi
kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
-
Instruksikan
pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang tepat
|
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth, 2002, Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3, EGC, Jakarta
Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta
Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi
Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta.
http://haris715.blogspot.com/2012/12/askep-severe-acute-respiratory-syndrome.html#ixzz2Gn68Z5f2
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing
Interventions Classifications (NIC), Second edisi, By Mosby-Year
book.Inc,Newyork.
NANDA, 2007-2008, Nursing Diagnosis:
Definitions and classification, Philadelphia, USA.
University IOWA., NIC and NOC
Project., 1991, Nursing Outcome Classifications (NOC), Philadelphia, USA.
1 Comments
All thanks to this great herbal doctor who cured me from (LUPUS DISEASE) his name is dr imoloa. I suffered lupus disease for over 8 years with pains like: joints, Skin rash, Pain in the chest, swollen joints and many more. The anti-inflammatory drugs couldn’t cure me, until I read about his recommendation. 2 months ago, I contacted him through his email address. drimolaherbalmademedicine@gmail.com . and he sent me the herbal treatment through DHL courier service and he instructed me on how to drink it for good two weeks. after then, And I was confirmed cured and free at the hospital after taken his powerful herbal medications You too can be cured with it if interested, he also uses his powerful herbal healing medicine to cure disease like: parkison disease, vaginal cancer, epilepsy, Anxiety Disorders, Autoimmune Disease, Back Pain, Back Sprain, Bipolar Disorder, Brain Tumour, Malignant, Bruxism, Bulimia, Cervical Disk Disease, cardiovascular disease, Neoplasms, chronic respiratory disease, mental and behavioural disorder, Cystic Fibrosis, Hypertension, Diabetes, asthma, Inflammatory autoimmune-mediated arthritis. chronic kidney disease, inflammatory joint disease, back pain, impotence, feta alcohol spectrum, Dysthymic Disorder, Eczema, skin cancer, tuberculosis, Chronic Fatigue Syndrome, constipation, inflammatory bowel disease, bone cancer, lungs cancer, mouth ulcer, mouth cancer, body pain, fever, hepatitis A.B.C., syphilis, diarrhea, HIV/AIDS, Huntington's Disease, back acne, Chronic renal failure, addison disease, Chronic Pain, Crohn's Disease, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Inflammatory Bowel Disease, fungal nail disease, Lyme Disease, Celia disease, Lymphoma, Major Depression, Malignant Melanoma, Mania, Melorheostosis, Meniere's Disease, Mucopolysaccharidosis , Multiple Sclerosis, Muscular Dystrophy, Rheumatoid Arthritis, Alzheimer's Disease Contacts him today and get permanently cure. contact him via... email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com /whatssapp-+2347081986098.
ReplyDeletewebsite-www drimolaherbalmademedicine.wordpress.com
Catatan:
EmojiUntuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan judul, gunakan tag <b rel="h3">JUDUL ANDA DI SINI...</b>
Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek tebal gunakan tag <b>TEKS ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek huruf miring gunakan tag <i>TEKS ANDA DI SINI...</i>
Mohon Berkomentarlan dengan baik sesuai dengan tema / isi posting di atas
Serta tidak mengandung PORNO,SARA,KATA2 KASAR DAN JOROK
Terima kasih atas perhatianya :)