Koagulasi Intravaskular Diseminata
Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID) ditandai dengan proses aktivasi dari sistem koagulasi yang menyeluruh yang menyebabkan pembentukan fibrin di dalam pembuluh darah sehingga terjadi oklusi trombotik di dalam pembuluh darah berukuran sedang dan kecil. Proses tersebut menjadikan aliran darah terganggu sehingga terjadi kerusakan pada banyak organ tubuh. Pada saat yang bersamaan, terjadi pemakaian trombosit dan protein dari faktor-faktor pembekuan sehingga terjadi perdarahanSebelum dikenal istilah KID, dahulu dikenal istilah-istilah lain yang diberikan sesuai dengan patofisiologinya:
- Coagulation consumption
- Hyperfibrinosis
- Defibrinasi
- Thrombohaemoraghic Syndrome KID merupakan keadaan yang termasuk dalam kategori kedaruratan medik, sehingga memerlukan tindakan medis dan penanganan segera. Tindakan dan penanganan yang diberikan tergantung dari patofisiologi penyakit yang mendasarinya, apakah terjadi secara akut atau memang sudah ada penyakit yang sudah lama diderita. Namun yang utama dalam memberikan penanganan tersebut adalah mengetahui proses patologi KID itu sendiri, sepeti telah disebutkan sebelumnya, yakni terjadinya proses trombosis mikrovaskular dan kemungkinan terjadi perdarahan (diatesa hemoragik) secara bersamaan.
Tanda-tanda yang dapat dilihat pada penderita KID
yang disertai dengan perdarahan misalnya: petekie, ekimosis, hematuria, melena, epistaksis,
hemoptisis, perdarahan gusi, penurunan kesadaran hingga terjadi koma yang
disebabkan oleh perdarahan otak.
Sementara tanda-tanda yang dapat dilihat pada
trombosis mikrovaskular adalah gangguan aliran darah yang mengakibatkan terjadi
iskemia pada organ dan berakibat pada kegagalan fungsi organ tersebut, seperti:
gagal ginjal akut, gagal nafas akut, iskemia fokal, gangren pada kulit.
Berikut ini adalah kondisi klinik yang dapat
menyebabkan terjadinya KID:
Þ
Sepsis
Þ
Trauma
o Cidera jaringan berat
o Cidera kepala
o Emboli lemak
Þ
Kanker
o Myeloproliferative disorder
o Tumor padat
Þ
Komplikasi Obstetrik
o Emboli cairan amnion
o Abruptio Placentae
Þ
Kelainan pembuluh darah
o Giant hemangioma
o Aneurysma Aorta
Þ
Reaksi terhadap toksin
Þ
Kelainan Imunologik
o Reaksi alergi yang berat
o Reaksi hemolitik pada transfusi
o Rejeksi pada transplant
PATOGENESIS
Pada pasien dengan KID, terjadi pembentukan fibrin
oleh trombin yang diaktivasi oleh faktor jaringan. Faktor jaringan, berupa sel
mononuklir dan sel endotel yang teraktivasi, mengaktivasi faktor VII. Kompleks
antara faktor jaringan dan faktor VII yang teraktivasi tersebut akan
mengaktivasi faktor X baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara
mengaktivasi faktor IX dan VIII. Faktor X yang teraktivasi bersama dengan
faktor V akan mengubah protrombin menjadi trombin. Di saat yang bersamaan
terjadi konsumsi faktor antikoagulan seperti antitrombin III, protein C dan
jalur penghambat-faktor jaringan, mengakibatkan kurangnya faktor-faktor
tersebut. Pembentukan fibrin yang terjadi tidak diimbangi dengan penghancuran
fibrin yang adekuat, karena sistem fibrinolisis endogen (plasmin) tertekan oleh
penghambat-aktivasi plasminogen tipe 1 yang kadarnya tinggi di dalam
plasma menghambat pembentukan plasmin
dari plasminogen. Kombinasi antara meningkatnya pembentukan fibrin dan tidak
adekuatnya penghancuran fibrin menyebabkan terjadinya trombosis intravaskular
yang menyeluruh.
DIAGNOSIS
Diagnosis KID tidak dapat ditegakan hanya
berdasarkan satu tes laboratorium, karena itu biasanya digunakan beberapa hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
berdasarkan kondisi klinik pasien.
Dalam praktik klinik diagnosis KID dapat ditentukan
atas dasar temuan sebagai berikut:
1. adanya penyakit yang mendasari terjadinya KID.
2. Pemeriksaan trombosit kurang dari 100.000/mm³.
3. Pemanjangan waktu pembekuan (PT, aPTT).
4. Adanya hasil degradasi fibrin di dalam plasma (ditandai dengan
peningkatan D-dimer).
5. Rendahnya kadar penghambat koagulasi (Antitrombin III)
Rendahnya trombosit pada KID menandakan adanya
aktivasi trombin yang terinduksi dan penggunaan trombosit. Memanjangnya waktu
pembekuan menandakan menurunnya jumlah faktor pembekuan yang tersedia seperti
vitamin K.
Pemeriksaan kadar penghambat pembekuan (AT III atau
protein C) berguna untuk memberikan informasi prognostik. Pemeriksaan hasil
degradasi fibrin seperti D-dimer, akan membantu untuk membedakan KID dengan
kondisi lain yang memiliki gejala serupa, pemanjangan waktu pembekuan dan
turunnya trombosit, seperti pada penyakit hati kronik.
Kriteria minimal untuk diagnosis DIC adalah didapatkan keadaan atau gambaran klinik yang dapat menyebabkan DIC dengan manifestasi perdarahan, tromboemboli atau keduanya, disertai dengan pemeriksaan laboratorium trombositopenia dan gambaran eritrosit sel Burr atau D-dimer positif.
Bilamana
fasilitas laboratorium memungkinkan dapat digunakan kriteria menurut Bick atau
berdasarkan skor DIC dari ISTH 2001.
n Kriteria
Laboratorium DIC menurut KonNas Tata laksana DIC pada sepsis 2001
1.
Hitung
trombosit: trombositopeni pada 98% DIC
2.
PT : memanjang pada 50-70% DIC
3.
aPTT : memanjang pada 50-60% DIC
4.
Masa
Trombin : memanjang
5.
Fibrinogen
6.
sFM
(soluble fibrin monomer)
7.
D-dimer : meningkat
8.
FDP : meningkat
9.
Antitrombin : menurun
n Kriteria
Laboratorium DIC menurut Bick
1.
Aktivasi
prokoagualan: PF1+2, TAT, D-dimer, fibrinopeptide
2.
Aktivasi
fibrinolitik: D-dimer, FDP, plasmin, PAP
3.
Konsumsi
inhibitor: AT III, TAT, PAP, Protein C & S
4.
Kerusakan/kegagalan
organ: LDH, kreatinin, pH, pO2
Sistem Skor
DIC (ISTH 2001)
1.
Penilaian
risiko: apakah terdapat penyebab DIC?
(jika tidak ada, penilaian tidak
dilanjutkan)
2.
Uji
Koagulasi (trombosit, PT, D-dimer, fibrinogen)
3.
Skor:
§ Trombosit:
> 100000 = 0 50000-100000 = 1 <50000 = 2
§ D-dimer: <
500 = 0 500-1000 = 1 >10000=2
§ PT memanjang:
<3 detik = 0 4-6 detik = 1 >6 detik = 2
§ Fibrinogen:
<100mg/dl = 1 >100 mg/dl
= 0
4.
Jumlah
skor:
≥ 5 : sesuai DIC : skor diulang setiap hari
<
5 : sugestif DIC : skor diulang dalam 1-2
hari
PENATALAKSAAAN
Penatalakasanaan
KID yang utama adalah mengobati penyakit yang mendasari terjadinya KID. Jika
hal ini tidak dilakukan , pengobatan terhadap KID tidak akan berhasil. Kemudian
pengobatan lainnya yang bersifat suportive dapat diberikan.
1.
Antikogulan
Secara
teoritis pemberian antikoagulan heparin akan menghentikan proses pembekuan,
baik yang disebabkan oleh infeksi maupun oleh penyebab lain. Meski pemberian
heparin juga banyak diperdebatkan akan menimbulkan perdarahan, namun dalam
penelitian klinik pada pasien KID, heparin tidak menunjukkan komplikas
perdarahan yang signifikan.
Dosis
heparin yang diberikan adalah 300 – 500 u/jam dalam infus kontinu.
Indikasi:
1.
Penyakit
dasar tak dapat diatasi dalam waktu singkat
2.
Terjadi
perdarahan meski penyakit dasar sudah diatasi
3.
Terdapat
tanda-tanda trombosis dalam mikrosirkulasi, gagal ginjal, gagal hati, sindroma
gagal nafas
Dosis:
100iu/kgBB
bolus dilanjutkan 15-25 iu/kgBB/jam (750-1250 iu/jam) kontinu, dosis
selanjutnya disesuaikan untuk mencapai aPTT 1,5-2 kali kontrol
Low molecular
weight heparin
dapat menggantikan unfractionated heparin.
2. Plasma dan trombosit
Pemberian baik plasma maupun trombosit harus
bersifat selektif. Trombosit diberikan hanya kepada pasien KID dengan
perdarahan atau pada prosedur invasive dengan kecenderungan perdarahan.
Pemberian plasma juga patut dipertimbangkan, karena di dalam palasma hanya
berisi faktor-faktor pembekuan tertentu saja, sementara pada pasien KID terjadi
gangguan seluruh faktor pembekuan.
3. Penghambat pembekuan (AT III)
Pemberian
AT III dapat bermanfaat bagi pasien KID, meski biaya pengobatan ini cukup
mahal.
Direkomendasikan
sebagai terapi substitusi bila AT III<70%
Dosis:
n Dosis awal
3000 iu (50 iu/kgBB) diikuti 1500 iu setiap 8 jam dengan infus kontinu selama 3
– 5 hari.
n rumus:
1.
1
iu x BB (kg) x ∆ AT III, dengan target AT III > 120%
2.
∆
AT III x 0,6 x BB (kg), dengan target AT III > 125%
4. Obat-obat antifibrinolitik
Antifibrinolitik
sangat efektif pada pasien dengan perdarahan, tetapi pada pasien KID pemberian
antifibrinolitik tidak dianjurkan. Karena obat ini akan menghambat proses
fibrinolisis sehingga fibrin yang terbentuk akan semakin bertambah, akibatnya
KID yang terjadi akan semakin berat.
2 Comments
salam kenal
ReplyDeletegood post gan
infonya membantu mengerjakan tugas saya
ok !
ReplyDeleteCatatan:
EmojiUntuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan judul, gunakan tag <b rel="h3">JUDUL ANDA DI SINI...</b>
Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek tebal gunakan tag <b>TEKS ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek huruf miring gunakan tag <i>TEKS ANDA DI SINI...</i>
Mohon Berkomentarlan dengan baik sesuai dengan tema / isi posting di atas
Serta tidak mengandung PORNO,SARA,KATA2 KASAR DAN JOROK
Terima kasih atas perhatianya :)