LANDASAN
TEORI
KEJANG
A. Definisi
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus
atau dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak).
Menurut Brown (1974) kejang adalah suatu aritma serebral.
Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik
fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada
otak (Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar).
Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari
gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan
syaraf dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang
tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari.
Bila penyebab tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting
dari kejang pada bayi baru lahir adalah
mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya dan memberikan
pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi kejang tersebut dengan obat
antikonvulsan.
Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor,
hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang
disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau
mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh
karena itu Manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali
kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam
prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur
berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan kemungkinan Manifestasi kejang.
B. Patogenesis
Kejang pada neonatus seringkali tidak dikenali kerena bentuknya
yang berbeda dengan kejang orang dewasa dan anak-anak. Penyelidikan sinemotografi
dan EEG menunjukkan bahwa kelainan pada EGG sesuai dengan twitching dari muka,
kedipan muka, menguap, kaku tiba-tiba dan sebagainya. Oleh karena itu, kejang
pada bayi baru lahir tidak spesifikasi dan lebih banyak digunakan istilah “fit”
atau “seizure”.
Manifestasi yang berbeda-beda ini disebabkan morfologi dan
organisasi dari korteks serebri yang belum terbentuk sempurna pada neonatus
(Froeman, 1975). Demikian pula pembentukan dendrit, synopsis dan mielinasasi.
Susunan syarat pusat pada neonatus terutama berfungsi pada medulla spinalis dan
batang orak. Kelainan lokal pada neuron tidak disalurkan kepada jaringan
berikutnya sehingga kejang umum jarang terjadi.
Batang otak berhubungan dengan gerakan-gerakan seperti menghisap,
gerakan bola mata, pernafasan dan sebagainya, sedangkan fleksi umum atau
kekakuan secara fokal atau umum adalah gejala medula spinalis.
C. Pembagian
Kejang
Volve (1977)membagi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut :
1.
Bentuk kejang yang hampir tidak
terlihat (Subtle) yang sering tidak di insafi sebagai kejang. Terbanyak di
dapat pada neonatus berupa :
a.
Deviasi horizontal bola mata
b.
Getaran dari kelopak mata
(berkedip-kedip)
c.
Gerakan pipi dan mulut seperti
menghisap, mengunyah, mengecap, dan menguap
d.
Opnu berulang
e.
Gerakan tonik tungkai
2.
Kejang klonik multifokal
(miogratory)
Gerakan klonik berpindah-pindah dari satu anggota gerak ke yang
lain secara tidak teratur, kadang-kadang kejang yang satu dengan yang lain
dapat menyerupai kejang umum.
3.
Kejang tonik
Ekstensi kedua tungkai, kadang-kadang dengan flexi kedua lengan
menyerupai dekortikasi
4.
Kejang miokolik
Berupa gerakan flexi seketika seluruh tubuh, jarang terlihat pada
neonatus
5.
Kejang umum
Kejang seluruh badan, sianosis, kesadaran menurun
6.
Kejang fokal
Gerakan ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang dimulai dari salah satu
kaki, tangan atau muka (gerakan mata yang berputar-putar, menguap, mata
berkedip-kedip, nistagmus, tangis dengan nada tinggi).
D. Diagnosis
1.
Anamnesa
a.
Anemnesa lengkap mengenai keadaan
ibu pada saat hamil
b.
Obat yang di minum oleh ibu saat
hamil
c.
Obat yang diberikan dan yang
diperlukan sewaktu persalinan
d.
Apakah ada anak dan keluarga yang
sebelumnya menderita kejang dan lain-lain.
e.
Riwayat persalinan: bayi lahir
prematus, lahir dengan tindakan, penolong persalinan, asfiksia neontorum
f.
Riwayat immunisasi tetanus ibu, penolong
persalinan bukan tenaga kesehatan
g.
Riwayat perawatan tali pusat
dengan obat tradisional
h.
Riwayat kejang, penurunan
kesadaran, ada gerakan abnormal pada mata, mulut, lidah, ekstremitas
i.
Riwayat spasme atau kekakukan pada
ekstremitas, otot mulut dan perut
j.
Kejang dipicu oleh kebisingan atau
prosedur atau tindakan pengobatan
k.
Riwayat bayi malas minum sesudah
dapat minum normal
l.
Adanya faktor resiko infeksi
m.
Riwayat ibu mendapatkan obat,
misal: heroin, metadon, propoxypen, alkohol
n.
Riwayat perubahan warna kulit
(kuning)
o.
Saat timbulnya dan lama terjadinya
kejang
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Kejang
1)
Gerakan normal pada wajah, mata,
mulut, lidah dan ekstremitas
2)
Ekstensi atau fleksi tonik
ekstremitas, gerakan seperti mengayuh sepeda, mata berkedip berputar, juling
3)
Tangisan melengking dengan nada
tinggi, sukar berhenti
4)
Perubahan status kesadaran, apnea,
ikterus, ubun-ubun besar menonjol, suhu tidak normal
b.
Spasme
1)
Bayi tetap sadar, menangis
kesakitan
2)
Trismus, kekakuan otot mulut pada
ekstremitas, perut, kontraksi otot, tidak terkendali dipicu oleh kebisingan,
cahaya atau prosedur diagnostik
3)
Infeksi tali pusat
3.
Pemeriksaan laboratorium
Gula darah, kalsium, fospor, magnesium, natrium, bilirubin, fungsi
lumbal, darah tepi, dan kalau mungkin biakan darah dan cairan serebrospinal
foto kepala dan EEG, pemeriksaan sedapat mungkin terarah.
E. Prognosis
Tergantung dari cepat lambatnya timbul kejang (makin dini timbulnya
kejang, makin tinggi angka kematian dan gejala usia) beratnya penyakit,
fasilitas laboratorium, cepat lambatnya mendapat pengobatan yang adekuat dan
baik tidaknya perawatan.
F. Etiologi
1.
Metabolik
a.
Hipoglikemia
Bila kadar darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan
dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Hipoglikemia
dapat dengan/tanpa gejala. Gejala dapat berupa serangan apnea, kejang sianosis,
minum lemah, biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir rendah, bayi kembar
yang kecil, bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia.
b.
Hipokalsemia
Yaitu: keadaan kadar kalsium pada plasma kurang dari 8 mg/100 ml
atau kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 4 MEq/L
Gejala: tangis dengan nada tinggi, tonus berkurang, kejang dan
diantara dua serangan bayi dalam keadaan baik.
c.
Hipomagnesemia
Yaitu kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,2 mEg/l. biasanya
terdapat bersama-sama dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain.
Gejala kejang yang tidak dapat di atasi atau hipokalsemia yang
tidak dapat sembuh dengan pengobatan yang adekuat.
d.
Hiponatremia dan hipernatremia
Hiponatremia adalah kadar Na dalam serum kurang dari 130 mEg/l.
gejalanya adalah kejang, tremor. Hipertremia, kadar Na dalam darah lebih dari
145 mEg/l. Kejang yang biasanya disebabkan oleh karena trombosis vena atau
adanya petekis dalam otak.
e.
Defisiensi pirodiksin dan
dependensi piridoksisn
Merupakan akibat kekurangan vitamin B6. gejalanya adalah kejang
yang hebat dan tidak hilang dengan pemberian obat anti kejang, kalsium,
glukosa, dan lain-lain. Pengobatan dengan memberikan 50 mg pirodiksin
f.
Asfiksia
Suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir etiologi karena adanya gangguan pertukaran gas dan
transfer O2 dari ibu ke janin.
2.
Perdarahan intrakranial
Dapat disebabkan oleh trauma lahir seperti asfiksia atau hipoksia,
defisiensi vitamin K, trombositopenia.
Perdarahan dapat terjadi sub dural, dub aroknoid, intraventrikulus dan
intraserebral. Biasanya disertai hipoglikemia, hipokalsemia. Diagnosis yang
tepat sukar ditetapkan, fungsi lumbal dan offalmoskopi mungkin dapat membantu
diagnosis. Terapi : pemberian obat anti kejang dan perbaikan gangguan
metabolism bila ada.
3.
Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan kejang, seperti : tetanus dan meningitis
4.
Genetik/kelainan bawaan
5.
Penyebab lain
a.
Polisikemia
Biasanya terdapat pada bayi berat lahir rendah, infufisiensi
placenta, transfuse dari bayi kembar yang satunya ke bayi kembar yang lain
dengan kadar hemoktrokit di atas 65%
b.
Kejang idiopatik
Tidak memerlukan pengobatan yang spesifik, bila tidak diketahui
penyebabnya berikan oksigen untuk sianosisnya
c.
Toksin estrogen
Misalnya : hexachlorophene
G. Penanganan
(Buku Acuan Nasional Maternatal dan Neonatal)
1.
Prinsip dasar tindakan mengatasi
kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut :
a.
Mengatasi kejang dengan memberikan
obat anti kejang-kejang (Misal :
diazepam, fenobarbital, fenotin/dilantin)
b.
Menjaga jalan nafas tetap bebas
dengan resusitasi
c.
Mencari faktor penyebab kejang
d.
Mengobati penyebab kejang
(mengobati hipoglikemia, hipokalsemia dan lain-lain)
2.
Obat anti kejang (Buku Acuan
Nasional Maternatal dan Neonatal, 2002)
a.
Diazepam
Dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV disuntikan perlahan-lahan sampai kejang
hilang atau berhenti. Dapat diulangi pada kejang beruang, tetapi tidak
dianjurkan untuk digunakan pada dosis pemeliharaan
b.
Fenobarbital
Dosis 5-10 mg/kg BB IV disuntikkan perlahan-lahan, jika kejang
berlanjut lagi dalam 5-10 menit. Fenitoin diberikan apabila kejang tidak dapat
di berikan 4-7 mg/kg BB IV pada hari pertama di lanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 4-7 mg/kg BB atau oral dalam 2 dosis.
3.
Penanganan kejang pada bayi baru
lahir (Buku Acuan Nasional Maternal dan Neonatal, 2002)
a.
Bayi diletakkan dalam tempat yang
hangat pastikan bahwa bayi tidak kedinginan. Suhu dipertahankan 36,5oC
- 37oC
b.
Jalan nafas bayi dibersihkan
dengan tindakan penghisap lendir di seputar mulut, hidung sampai nasofaring
c.
Bila bayi apnea dilakukan
pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat bantu balon dan sungkup,
diberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter/menit
d.
Dilakukan pemasangan infus
intravena di pembuluh darah perifer di tangan, kaki, atau kepala. Bila bayi
diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes miletus dilakukan pemasangan
infus melalui vena umbilikostis
e.
Bila infus sudah terpasang di beri
obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg supositoria IM setiap 2 menit sampai kejang
teratasi, kemudian di tambah luminal (fenobarbital 30 mg IM/IV)
f.
Nilai kondisi bayi selama 15
menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada
g.
Bila kejang sudah teratasi, diberi
cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg BB/hari
h.
Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor
penyebab kejang
1)
Apakah kemungkinan bayi dilahirkan
oleh ibu yang berpenyakit DM
2)
Apakah kemungkinan bayi prematur
3)
Apakah kemungkinan bayi mengalami
asfiksia
4)
Apakah kemungkinan ibu bayi
mengidap/menggunakan narkotika
i.
Bila sudah teratasi di ambil bahan
untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari faktor penyebab kejang, misalnya :
1) Darah tepi
2) Elektrolit darah
3) Gula darah
4) Kimia darah (kalsium, magnesium)
j.
Bila kecurigaan kearah pepsis
dilakukan pemeriksaan fungsi lumbal
k.
Obat diberikan sesuai dengan hasil
penelitian ulang
l.
Apabila kejang masih berulang,
diazepam dapat diberikan lagi sampai 2 kali.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU
LAHIR
TERHADAP BAYI Ny. M
DENGAN KEJANG
I.
PENGUMPULAN
DATA DASAR
Anamnesa, ada tanggal 19 November 2007
A.
Identitas
Nama Bayi : By. Ny. M
Jenis Kelamin :
Perempuan
Anak ke : I
(pertama)
Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. anto
Umur :
23 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama :
Islam Agama : Islam
Suku :
Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :
Jl. Teratai
Alamat :
Jl. Teratai
B.
Keluhan Utama
Bayi Ny. Rina lahir spontan pervaginam, dengan keluhan kejang,
bayi tampak kejang, mata berputar-putar, sianosis, ektremitas kaku, tremor, bayi
mengalami asfiksia ringan, sulit bernafas, suhu tubuh 36oC, apgar
score 5/8. BB : 2800 gr, PB : 50 cm, denyut jantung : 98 x/menit
C.
Riwayat Persalinan
1.
Persalinan ditolong oleh : Bidan
2.
Jenis persalinan : Spontan pervaginam
3.
Tempat persalinan : RB Kasih Ibu
4.
Lama persalinan :
a.
Kala I : 10 jam 30 menit
b.
Kala II : 30 menit
c.
Kala III : 30 menit
d.
Kala IV : 2 jam
5.
Masalah yang terjadi selama
persalinan : tidak ada
6.
Keadaan air ketuban : jernih
7.
Keadaan umum bayi : kelahiran tunggal, usia kehamilan saat melahirkan + 40 minggu
D.
Pemeriksaan Fisik
1.
Nilai apgar
No
|
Asfek
Yang Dinilai
|
0
|
1
|
21
|
Waktu
|
|
1
|
5
|
|||||
1.
|
Frekuensi denyut jantung
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100
|
Lebih dari 100
|
1
|
2
|
2.
|
Usaha bernafas
|
Tidak ada
|
Lambat teratur
|
Menangis kuat
|
1
|
1
|
3.
|
Tonus otot
|
Lumpuh
|
Ekstremitas flexi sedikit
|
Gerakan aktif
|
1
|
1
|
4.
|
Reaksi terhadap rangsangan
|
Tidak ada
|
Gerakan sedikit
|
Menangis
|
1
|
2
|
5.
|
Warna kulit
|
Biru/pucat
|
Tubuh kemerahan ekstremitas biru
|
Seluruh tubuh kemerahan
|
1
|
2
|
Jumlah
|
5
|
8
|
2.
Atropometri
a.
Berat badan : 2800 gr
b.
Panjang badan : 49 cm
c.
Lingkar kepala : 35 cm
d.
Lingkar dada : 30
e.
Lila : 9,5 cm
3.
Reflek
a.
Moro : tidak ada
b.
Tonic neak : tidak ada
c.
Palmargrap : tidak ada
4.
Menangis : tidak menangis spontan, bayi manangis saat dirangsang
5.
Tanda vital-vital
a.
Nadi : 110 x/menit
b.
Suhu : 36oC
c.
Pernafasan : 32
x/menit
6.
Kepala
a.
Simetris : tidak ada kelainan yang dialami
b.
Ubun-ubun besar : cembung
c.
Ubun-ubun kecil : tidak ada
d.
Caput succedenum : tidak ada
e.
Chepal hematoma : tidak ada
f.
Sutura : tidak ada moulage
g.
Luka kepala : tidak
ada
h.
Kelainan yang dijumpai : tidak
ada kelainan
7.
Mata
a.
Posisi : simetris kanan dan kiri, tampak berputar-putar
b.
Kotoran : tidak terdapat kotoran
c.
Perdarahan : tidak
terdapat perdarahan
d.
konjungtiva: ; pucat
e.
sclera : ikterik
8.
Hidung
a.
Lubang hidung : terdapat 2 lubang kanan dan kiri
b.
Cuping hidung : ada, simetris kanan
dan kiri
c.
Keluaran : tidak ada
9.
Mulut
a.
Simetris : atas dan bawah
b.
Palatum : tidak ada celah
c.
Saliva : tidak ada hipersaliva
d.
Bibir : tidak ada labia skizis
e.
Gusi : merah, tidak ada laserasi
f.
Lidah bintik putih : tidak ada
10.
Telinga
a.
Simtris : kanan dan kiri
b.
Daun telinga : ada kanan dan kiri
c.
Lubang telinga : ada kanan dan kiri berlubang
d.
Keluhan : tidak ada
11.
Leher
a.
Kelainan : tidak ada kelainan
b.
Pergerakan : dapat
bergerak ke kanan dan ke kiri
12.
Dada
a.
Simetris : simetris akan dan kiri
b.
Pengeraakan : bergerak waktu bernafas
c.
Bunyi nafas : nafas lambat, teratur
d.
Bunyi jantung : dangkal, cepat, tidak teratur, 98 x/menit
13.
Perut
a.
Bentuk : simetris, tidak ada kelainan
b.
Bising usus : teratur
c.
Kelainan : tidak ada kelainan
14.
Tali pusat
a.
Pembuluh darah : 2 arteri 1 vena
b.
Perdarahan : tidak
ada perdarahan
c.
Kelainan : tidak ada kelainan
15.
Kulit
a.
Warna : kebiruan
b.
Turgor : (+) ada
c.
Lanugo : ada
d.
Vernik kaseosa : ada
e.
Kalainan : tidak ada kelainan
16.
Punggung
a.
Bentuk : lurus
b.
Kelainan : tidak ada kelainan
17.
Ekstremitas
a.
Tangan : simetris kanan dan kiri, kulit tampak biru
b.
Kaki : simetris kanan dan kiri, kulit tampak biru
c.
Pergerakan : kaku
d.
Kuku : lengkap, warna kebiruan
e.
Bentuk kaki : lurus
f.
Bentuk tangan : lurus
g.
Kelainan : tidak ada kelainan
18.
Genetalia : jenis kelamin perempuan
II.
INTERPRESTASI DATA DASAR
1. Diagnosa
Bayi Ny. Rina lahir spontan pervaginam cukup bulan dengan kejang
Dasar: Bayi kejang seluruh tubuh, suhu tubuh 36oC,
apgar score 5/8 berat badan: 2800 gr,
tinggi badan : 49 cm, denyut jantung 98 x/menit, ekstremitas kaku dan mata
berputar-putar.
2. Masalah
1. Kejang
Dasar:
a.
Ektremitas bayi pergerakannya kaku
b.
Mata berputar-putar
c.
Seluruh tubuh bayi kejang
2. Gangguan O2
Dasar: Terdapat lendir pada jalan
nafas bayi
3. Gangguan cairan dan nutrisi
Dasar: bayi belum mau menyusu
4. Hipotermi
Dasar:
a.
Esktrimitas bayi biru
b.
Bayi teraba dingin
c.
Suhu 36oC
3. Kebutuhan
1. Atasi kejang
2. Pasang infus
3. Perbaiki jalan nafas bayi
4. Perbaiki suhu
5. Perawatan tali pusat
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan
Dasar:
a.
Ektremitas bayi pergerakannya kaku
b.
Mata berputar-putar
c.
Seluruh tubuh bayi kejang
d.
Terdapat lendir pada jalan nafas
bayi
e.
Apgar 5/8
f.
Bayi susah bernafas
g.
Suhu 360C
h.
Tali pusat masih basah
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN
MASALAH POTENSIAL
1. Tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis
2. Akan terjadi kecacatan syaraf dan kemunduran mental karena kurang
tersuplainya oksigen ke otak
3. Infeksi tali pusat karena tali pusat masih basah
4. Perdarahan otak
IV.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN
KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN DAN KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter jika terjadi komplikasi dan kelainan
V.
PERENCANAAN
1.
Atasi kejang
a.
Beri bayi obat anti kejang dengan
memberikan obat diazepam dengan dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV.
b.
Pasang infus intravena dipembuluh
darah periver dengan cairan dextrose 10%
2.
Lakukan pembebasan jalan nafas
a.
Bebas jalan nafas
b.
Letakkan bayi pada posisi yang
benar
c.
Lakukan slim zuinger
3.
Lakukan ransangan taktil
a.
Usap-usap punggung bayi
b.
Atau sentil
4.
Pertahankan suhu badan bayi
a.
Membungkus bayi
b.
Menghidupkan radian warmer
5.
Lakukan perawatan tali pusat
a.
Jepit tali pusat dengan 2 klem
b.
Potong tali pusat dengan kasa
steril
c.
Bungkus tali pusat dengan kasa
steril
d.
Ajarkan ibu untuk perawatan tali
pusat
e.
Anjurkan pada ibu untuk perawatan
tali pusat secara teratur
f.
Evaluasi kemampuan ibu untuk
mengulang
6.
Lakukan penilaian bayi
a.
Perhatikan dan nilai nafas bayi
b.
Hitung frekuensi/denyut jantung
bayi
c.
Nilai warna kulit bayi
7.
Jelaskan pada ibu mengenai
pentingnya ASI Ekslusif
8.
Anjurkan ibu untuk mengkomsumsi
sayuran hijau
VI.
PELAKSANAAN
Pada tanggal 19 November 2007
1. Mengobati kejang
a.
Pasang infus intravena di pembuluh
darah perifer, di tangan, kaki atau kepala jika bayi di duga dilahirkan oleh
ibu yang berpenyakit diabetes melitus pemasangan infus melalui vana
umbilikostik
b.
Beri obat anti kejang yaitu :
diazepam 0,5/kg, supositoria IM sampai kejang teratasi
c.
Bila kejang sudah teratasi, beri
cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg BB/hari
2. Melakukan pembebasan jalan nafas
a.
Membersihkan jalan nafas dengan
cara membersihkan mata, hidung dan mulut bayi secara zig-zag dengan kasa steril
segera setalah lahir
b.
Melakukan bayi terlentang atau
miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan meletakkan selimut atau
handuk yang digulung ke bawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm
c.
Membersihkan jalan nafas dengan
menghisap cairan amnion dan lendir dari mulut dan hidung menggunakan slim
zuinger. Bila air ketuban bercampur mekonium. Maka penghisapan dari trakea
diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu
kemudian hisap dari hidung
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
a.
Membungkus bayi dengan handuk
kering dan bersih yang ada di atas perut ibu bila tali pusat panjang, mengeringkan
tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk mengihilangkan air ketuban dan
mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi
b.
Menghidupkan radio warmer untuk
menghangatkan bagian dada bayi dengan meletakkan bayi telentang di bawah alat
pemancar panas. Alat pemancar panas perlu disiapkan sebelumnya agar kasur
tempat diletakkan bayi juga hangat.
4. Melakukan perawatan tali pusat
a.
Menjepit tali pusat dengan 2 buah
klem
b.
Memotong tali pusat dengan gunting
tali pusat dan mengikatnya
c.
Membungkus tali pusat dengan kasa
steril
d.
Mengajarkan pada ibu untuk
perawatan tali pusat
e.
Menganjurkan pada ibu untuk
melakukan perawatan tali pusat
5. Melakukan rangsangan taktil
a.
Usap-usap punggung bayi kearah
atas
b.
Menyentil telapak kaki bayi untuk
memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau mempertahankan pernafasan
6. Melakukan penilaian bayi
a.
Memperhatikan dan menilai
pernafasan bayi
b.
Menilai warna kulit bayi
7. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi bayi
selama 6 bulan
8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat
9. Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung kegiatan ibu dalam
merawat bayinya
10. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau seperti
bayam, daun katu, daun singkong, serta kacang-kacang.
VII.
EVALUASI
Pada tanggal 19 November 2007
1. Pemberian obat anti kejang
telah dilakukan
a.
Pemasangan infus intravena
b.
Memberi obat anti kejang yaitu
diazepam 0,5/kg sampai kejang teratasi
2. Pembebasan jalan nafas telah dilakukan
a.
Mata, hidung, dan mulut telah di
bersihkan
b.
Bayi telah diposisikan dengan
benar
c.
Jalan nafas telah dibersihkan
3. Suhu tubuh bayi telah dipertahankan
a.
Bayi telah dibungkus dengan handuk
kering dan bersih
b.
Tubuh dan kepala bayi telah
dikeringkan dengan handuk
c.
Radian wamer telah melakukan
pembesan jalan nafas
4. Rangsangan taktil telah dilakukan dan punggung telah diusap ke
arah atas
5. Perawatan tali pusat telah dilakukan
Kejang telah teratasi, memberikan cairan dextrose 10% dengan
kecepatan 60 ml/kgBB/hari
6. Bayi telah bernafas spontan
7. Ibu mengerti akan pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan
8. Ibu mengerti cara merawat tali pusat bayi
9. Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam merawat bayinya
10. Ibu mengerti dan tersedia mengkonsumsi sayuran hijau, seperti :
bayam, daun katu, daun sinkong, serta kacang-kacang
CATATAN
PERKEMBAGAN
Hari ke-2
Tanggal 20 November 2007
S : 1. Ibu
menyatakan sudah melakukan apa yang dianjurkan kepadanya
2. Ibu menyatakan sudah memberi ASI pada
bayinya
3. Ibu mengatakan bayinya BAB 3x
4. Ibu mengatakan anaknya tampak sehat dan akan
segera pulang
5. Ibu mengatakan bayinya sudah mandi lap dan
di bedong
6. Ibu mengatakan bayinya sudah tidak kejang
lagi
O : 1. Keadaan
umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
RR : 34 x/menit BB : 2800 gr
Suhu : 37oC TB : 49 gr
Nadi : 125 x/menit
3. Refleks :
Moro : ada
Tonic neak : ada
Palmargrap : ada
4. Ektremitas ekstermitas sudah mulai aktif
5. Warna kulit sudah mulai kemerahan
6. Tali pusat terawat baik dan masih basah
7. Perut bayi tidak kembung
8. Eliminasi
BAB : 3 x/hari
BAK : 8 x/hari
9. Bayi sudah mau menyusu pada ibu. Bayi
menyusu tiap 4 jam sekali
A 1. Diagnosa
Bayi baru
lahir umur 1 hari
Dasar : Bayi
lahir spontan tanggal 19 November 2007
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan
a.
Pemenuhan kebutuhan cairan dan
nutrisi
b.
Perawatan tali pusat
c.
Perawatan pada ibu dan keluarga
tentang
1)
Personal hygiene bayi
2)
Pemberian ASI ekslusif
3)
Pertahankan suhu tubuh bayi
d.
Perawatan bayi sehari-hari
P : 1. Memandikan
bayi dengan cara mandi lap 2 x sehari. Pagi dan sore
2. Merawat tali pusat
3. Berikan penyuluhan pada ibu dan keluarga
tentang :
a.
Personal hygiene bayi
b.
Pemberian ASI ekslusif
c.
Pertahankan suhu bayi
CATATAN
PERKEMBAGAN
Hari ke-4
Tanggal 22 November 2007
S : 1. Ibu
mengatakan bayi tidur + 16 jam
2. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja
atau pada saat bayi lapar
3. Ibu mengatakan bayinya BAB 3 x/hari, BAK +
7-8 x/hari
O : 1. Keadaan
umum ibu baik
2. Tanda-tanda vital :
RR : 25 x/menit BB : 2800 gr
Suhu : 37oC TB : 49 gr
Nadi : 128 x/menit Refleks : (+) ada/baik
3. Warna kulit kemerahan
4. Bayi menangis pada saat haus dan lapar
5. Tali pusat masih basah
6. Ektremitas pergerakannya aktif
O : 1. Diagnosa
Bayi baru
normal umur 4 hari
Dasar : Bayi
lahir spontan tanggal 19 November 2007
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan
a.
Perawatan bayi sehari-hari
b.
Pemberian ASI ekslusif
P : 1. Lakukan
perawatan bayi sehari-hari
2. Berikan ASI kepada bayi setiap 4 jam atau
pada saat bayi haus dan lapar untuk memenuhi kebutuhan bayi
CATATAN
PERKEMBAGAN
Hari ke-7
Tanggal 27 November 2007
S : 1. Ibu
mengatakan bayi telah menyusu dengan baik dan akan dilanjutkan sampai 6 bulan
yang akan datang
2. Ibu mengatakan bayi menangis pada saat haus
dan lapar juga pada saat popoknya basah pada saat BAK atau BAB
3. Ibu mengatakan akan menjaga bayinya agar
tetap hangat dan mengganti popok bila basah
O : 1. Keadaan
umum ibu baik
2. Refleks hisap bayi baik
3. Bayi telah menangis kuat
4. Gerakan ekstremitas bayi aktif
5. Tanda-tanda vital :
Suhu : 37oC BB : 2800 gr
Nadi : 128 x/menit TB : 49 gr
3. Warna kulit kemerahan
4. Tali pusat mulai kering
O : 1. Diagnosa
Bayi lahir
cukup bulan dengan umur 7 hari
Dasar : Bayi
lahir spontan tanggal 19 November 2007
2. Masalah : tidak ada
3. Kebutuhan
a.
Perawatan bayi sehari-hari
b.
Pemberian ASI ekslusif
c.
Anjurkan pada ibu dan keluarga dan
suami untuk membantu semua kegiatan ibu dalam merawat bayinya
P : 1. Lakukan
perawatan bayi sehari-hari
2. Berikan ASI kepada bayi selama 4 jam atau
pada saat bayi merasa haus dan lapar untuk memenuhi kebutuhan bayi
3. Menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk
membantu perawatan bayi seperti :
a.
Personal hygiene
b.
Pertahankan suhu tubuh bayi
4. Menganjurkan pada suami dan keluarga untuk
membawa bayi mereka kembali ke bidan jika ditemukan kelainan pada bayi. Seperti
: panas yang berlebihan atau panas tinggi selama berhari-hari atau ditemukannya
kembali tanda-tanda kejang seperti : badan bagi tremor, ekstremitas bayi kaku,
mata bayi berputar-putar, kulit kebiruan
DAFTAR PUSTAKA
Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan
kesehatan meternal an neonatal. Jakarta: YBP
Markum, A. H. dkk. 1981. Kegawatan
Anak. Jakarta
Staf pengajar IKA FKUI.1985. Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta bagian IKA FKUI
Semoga bermanfaat
0 Comments
Catatan:
EmojiUntuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan judul, gunakan tag <b rel="h3">JUDUL ANDA DI SINI...</b>
Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek tebal gunakan tag <b>TEKS ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek huruf miring gunakan tag <i>TEKS ANDA DI SINI...</i>
Mohon Berkomentarlan dengan baik sesuai dengan tema / isi posting di atas
Serta tidak mengandung PORNO,SARA,KATA2 KASAR DAN JOROK
Terima kasih atas perhatianya :)