BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di
dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia.
Oleh sebab itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World
Health Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai
koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO
didirikan oleh PBB pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret
Chan menjabat mulai 8 November 2006. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat
diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan
sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh, memandang sehat
dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, dan penghargaan
terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi kesehatan
saja didirikan untuk memajukan kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi
keperawatan sehingga profesi keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat
serta kebutuhan keperawatan kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespons dan
beradaptasi terhadap perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.
Keperawatan
sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan
mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya
mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan
yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai
suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai
dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan
yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Profesi
keperawatan adalah profesi yang unik dan
kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model
konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep
adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau
kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut
atau bukti secara langsung.
Yang
dimaksud Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan
sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model
konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Watson
(1979) Tujuan Keperawatan: Untuk
meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah
kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring;
caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang
menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres, 1986)
B.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan
diatas, maka pertanyaan yang muncul adalah bagaimana perawat dapat mempraktekan
teori menurut jean Watson?
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat dapat mempraktekan teori menurut Jean Watson.
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui sejarah keperawatanan
b. Mengetahui
pengetian keperawatan
c.
Mengetahui pengertian model konsep dan teori
d.
Mengetahui faktor pengaruh teori keperwatan
e. Mengetahui tujuan
teori keperawatan
BAB
II
TINJAUAN TEORITIS
TINJAUAN TEORITIS
A.
Sejarah
Keperawatan
Keperawatan
sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, keperawatan
terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan.
Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, Pada awal sejarahnya
keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya
berkaitan dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi keluaga (
Donahue, 1995). Keperawatan lahir sebagai bentuk keinginan untuk menjaga
seseorang tetap sehat dan memberikan rasa nnyaman, pelayanan dan keamanan bagi
orang yang sakit. Walaupun secara umum tujuan keperawatan relative secara sama
dari tahun ke tahun, praktik keperawatan dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan
masyarakat, sehingga keperawatan terilabat secara bertahap.
Selama
era Hipprocrates, kedokteran bekerja tanpa perawat selama abad pertengahan,
keperawatan bekerja tanpa dukungan medis. (Donahue, 1995; Deloghery, 1996).
Kekeristenan cukup besar memperngaruhi profesi keperawatan. Salah satu catatan
diawal sejarah digambarkan bahwa keperawatan merupakan bentuk perintah dari
Diakonia, suatu kelompok kerja seperti perawat kesehatan masyarakat atau yang
mengunjungi orang sakit.
Pandangan
Nigthingale terhadap keperawatan diturunkan dari philosofi spiritual yang
berkembang dalam mas remaja dan ia ketika dewasa (Macrae, 1995). Inti
keyakinannya juga terlihat dalam analisis statistik yang mengaitkan sanitasi
yang buruk dengan terjadinya kolera dan disentri. Ia memandang keperawatan
sebagai suatu jalan untuk mencari kebenaran dalam mendapat jawaban atas
pertanyaan atau penelusuran terhadap masalah kesehatan dan menggunakan hokum
penyembuhan Tuhan dalam praktik keperawatan (Macrea, 1995). Perang salib
menjadi suatu stimulus untuk memperoleh asuhan keperawatan dan kesehatan.
Perawat militer membutuhkan perawat laki-laki dan didirikan rumah sakit.
Setelah perang salib kota-kota besar mulai berdiri dan berkembang dengan
menurunkan faktor feodalisme. Perkembangan populasi penduduk yang luas di
kota-kota tersebut menyebabkan munculnya masalah kesehatan tertentu dan
meningkatnya kebutuhan perawatan kesehatan.
Dalam
bulan Oktober 1846, Florence Nightingale memperoleh Year-book of the
Institution of Deaconesses at Kaiserswerth (Woodham-Smith, 1983). Pada tahun
1847, ia pergi ke kaisersweth untuk bekerja pada Diakonia( Woodham-Smith,1983;
Donehue, 1995).
Dalam
tahun 1860, Nightingale menulis Notes on Nursing: What It Is and What It Is Not
untuk masyarakat umum. Filosofinya terhadap praktik keperawatan merupakan dari
refleksi dari perubahan kebutuhan masyarakat. Ia melihat peran perawat sebagai
seseorang yang bertugas menjaga kesehatan seseorang berdasarkan penghetahuan
tentang bagaimana menempatkann tubuh dalam suatu status yang terbebas dari
penyakit atau sembuh dari suatu penyakit (Nightingale, 1860; Schuyler, 1992).
Dalam tahun yang sama, ia mengembangkan program pelatihan untuk perawat pertama
kali, sekolah Nightingale untuk perawat di St. Thomas’s Hospital di London.
Keperawatan
di rumah sakit berkembang pada akhir abad ke-19, tetapi di komunitas, keperawatan
tidak menunjukan peningkatan yang berarti sampai tahun 1893 ketika Lilian Wald
dan Mary Brewster membuka The Henry Street Settlement, yang berfokus pada
kebutuhan kesehatan orang-orang miskin yang tinggal dirumah penampungan di New
York (Donahue, 1995; Silverstain, 1985). Perawat yang berkerja di tempat
tersebut memiliki tanggung jawab yang lebih besarterhadap klien mereka dari
pada perawat yang bekerja di rumah sakit karena mereka sering kalo menghadapi
situasi yang membutuhkan tindakan mandiri dari perintah dokter. Lebih dari itu,
dalam mengobati penyakit, orang miskin membutuhkan terapi yang ditunjukan untuk
memperbaikin nutrisi, memberikan penginapan, dan mempertahankan kebersihan.
Wald menulis buku yang menggambarkan aktivitasnya di tempat bekerja, dengan
judul : The House on Henry Sreet (1915) dan Windows on Henry Street (1934).
Perkembangan keperawatan di dunia :
1.
Mother Instink, pekerjaan
keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada sebagai suatu
naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal pikirannya
untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan, merawat anak,
menyusui anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.
2.
Animisme, manusia pada tahap ini
memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah disebabkan oleh arwah/roh halus
yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada manusia yang hidup atau
pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan
penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus di
usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari
pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang
sakit. Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh
dengan menggunakan mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.
3.
Keperawatan penyakit akibat
kemarahan para dewa, pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang
adanya dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk
membantu penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di
tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah
tempat pelayanan kesehatan.
4.
Ketabiban, mulai berkembang
kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah dikenal teknik pembidaian,
hygiene umum, anatomi manusia.
5.
Diakones dan Philantrop berkembang
sejak ± 400 SM, para diakones memberikan pelayanan perawatan yang diberikan
dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu pendeta memberikan pelayanan
kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal berkembangnya ilmu
keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang
mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti
yang memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.
6.
Perkembangan ilmu kedokteran islam
pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan para
pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain menyebarkan
ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku hidup
bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).
7.
Perawat terdidik ( 600 – 1583 ) Pada
masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana program itu menghasilkan
perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali di Hotel Dien dan Lion
Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar disana. Pada
awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana tenaga
mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib.
Tokoh perawat yang terkenal pada saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas
dari Asisi Italia.
8.
Perawat Profesional (abad 18 – 19)
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak abad ini termasuk ilmu
kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910) adalah tokoh yang
berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah
keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.
9.
Melihat perkembangan keperawatan di
dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling klasik sampai dengan
terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh dunia
internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di
Indonesia.
Mengikuti perkembangan keperawatan
di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus berkembang, adapun
perkembangannya adalah sebagai berikut :
1.
Seperti halnya perkembangan
keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya pelayanan perawatan masih
didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran animisme, dan orang
bijak beragama.
2.
Penjaga Orang Sakit (POS/zieken
oppasser) sejak masuknya Vereenigge Oost Indische Compagine di Indonesia mulai
didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun
1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat
diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan
dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh
prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak
dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar
tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.
3.
Model Keperawatan Vokasional (abad
19) Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan diberikan
melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan latihan
kerja.
4.
Model Keperawatan Kuratif (1920)
Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan oleh perawat seperti
imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.
5.
Keperawatan semi professional.
Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat,
menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar keperawatan
dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai
bermunculan.
6.
Keperawatan preventif
pemerintahan belanda menganggap perlunya hygiene dan sanitasi serta
penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga
menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan
hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah
mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan
lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.
7.
Menuju keperawatan professional
sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan mulai nyata dengan
berdirinya Sekolah Pengatur Rawat (SPR) dan Sekolah Bidan di RS besar yang
bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu
diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun,
disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi
guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya
organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
8.
Keperawatan professional melalui
Lokakarya Nasional keperawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI
dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat
professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka didirikanlah
akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan kemudian
didirikan pula program paska sarjana (1999).
B. Pengertian Keperawatan
Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri, yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri, yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
Pada
lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai
berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan
kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
Florence Nightingale (A. Potter,Anne Grifiin Perry 2005) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.
Watson
(Azis Alimul Hidayat 2002) mendefinisikan keperawatan untuk meningkatkan
kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Keperawatan
adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan
professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standar pelayanan dengan
berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat professional secara
mandiri atau memalui upaya kolaborasi.
C. Pengertian Model Konsep Dan Teori
Profesi
keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang
sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu
kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata,
sedangkan Konsep Keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau
kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang
absolut atau bukti secara langsung.
Teori
Keperawatan adalah usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan
digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan
model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional
sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada
keyakinan dan nilai dasar keperawatan :
Penyusun Teori: Nightingale (1860) Tujuan Keperawatan: Untuk memfasilitasi “proses penyembuhan tubuh” dengan memanipulasi lingkungan klien (Torres, 1986)
Penyusun Teori: Nightingale (1860) Tujuan Keperawatan: Untuk memfasilitasi “proses penyembuhan tubuh” dengan memanipulasi lingkungan klien (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan
klien dimanipulasi untuk mendapatkan ketenangan, nutrisi, kebersihan, cahaya,
kenyamanan, sosialiasi, dan harapan yang sesuai
Penyusun Teori: Henderson (1955)
Tujuan Keperawatan: Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan (Marriner-Torney, 1994), membantu klien untuk mendapatkan
kembali kemandiriannya secepat mungkin Kerangka Kerja Praktik: Praktik
keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan dasar Henderson
(Henderson, 1966)
Penyusun Teori: Roy (1979) Tujuan
Keperawatan: Untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan klien, mengkaji kemampuan
adaptasi terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi Kerangka Kerja
Praktik: Model adaptasi ini didasari oleh model adaptasi fisiologis,
psikologis, sosiologis, serta ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980).
Penyusun Teori: Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Penyusun Teori: Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini
mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring merupakan proses
interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan
kebutuhan manusia (Torres, 1986)
D. Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu
bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dalam perkembangan profesi
keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1.
Dapat memberikan alasan-alasan
tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan.
2.
Membantu para anggota profesi
perawat untuk memahami berbagai pengetahuan.
3.
Membantu proses penyelesaian masalah
dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas.
4.
Memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan.
BAB
III
TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON
TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON
A. Manusia sebagai Fokus Sentral
Keperawatan
Filosofi
Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan
keperawatan mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan
perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan
kesehatan serta penegahan penyakit.
Model
Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi
klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan
dengan proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang
memahami perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual
ataupun potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain
dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus
pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan kenyamanan
pada perhatian serta empati pada klien dan keluarganya.
Menurut
Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag digunakan
oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul
Hidayat 2002).
Keperawatan
sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan
pengetahuan empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985).
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan
pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson
(1985) " human care is the heart of nursing".
Dalam
pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully
functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat
sebagai sosok yang utuh, ….."the human is viewed as greater than, and
different from, the sum of his or her parts …. (Watson,1985:14) yang
bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara
bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga
diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi
dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu
semua penting untuk perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia
ini, yang dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya
memberi arah pada eksplorasi tentang human science , human responses
(to health and illness) dan human care serta menuntun perawat
untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan
manusiawi.
Jean
Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada
unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:
1.
Kebutuhan
Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang
meliputi kebutuhan Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan
Ventilasi.
2.
Kebutuhan
Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang
meliputi Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3.
Kebutuhan
dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang
meliputi Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi.
4.
Kebutuhan
dasar Intrapersonal dan Interpersonal
(Kebutuhan untuk Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Skema
Kebutuhan Dasar menurut J.Watson :
Berdasarkan
4 kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan
jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meningkatkan status kesehatan, mencaegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
B. Sehat Dan Kesehatan
Watson
(1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the
mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between
the self as perceived and the self as experienced, such a viewed of health
focuses on the entire nature of the individual in his or her physical, social,
esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human behavior and
physiology."
Definisi
tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras
antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian
antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.
Pandangan tentang kesehatan
berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat
fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku
dan fisiologi manusia semata.
Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain :
1) Sehat menggambarkan suatu
keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang dapat
berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang
mempengaruhi.
2) Kondisi sehat dapat
terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.
3) Kondisi sehat dapat dicapai
karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik
internal maupun eksternal.
4) Sehat tidak dapat
dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang
dinamis.
5) Sehat sebagai suatu kondisi
keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh (manusia) karena
keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat
mengganggu (agent,environment).
C. Carrative Factor
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia
dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :
1.
Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)
2.
Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)
3.
Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)
4.
Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara
manusiawi
5.
Pengekspresian perasaan positif dan negative
6.
Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving
caring process)
7.
Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)
8.
Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual
9.
Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance
10.
Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.
Dari kesepuluh carrative faktors
diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien
secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya
(Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan
kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya
pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa
kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”.
D. Clinical Caritas Process
Watson
kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk
menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani
“cherish”,yang berarti memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical
Caritas Process adalah suatu praktek perawatan pasien dengan sepenuh
hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh kesadaran,sepenuh hati
dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu mengekspresikan
perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual
dan transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba.
kreatif menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara
artistk,sebagai bagian dari caring-healing-practice. menciptakan lingkungan
penyembuhan di semua level,f isik dan non fisik, dengan penuh kesadaran dan
keseluruhan, yang memperhatikan keindahan, kenyamanan, kehormatan dan
kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar, yang dihadirkan
sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan mencoba
melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.
E. Transpersonal Caring
Relationship
Menurut
Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan
hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen
melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi
dari dirinya.
Perawat
merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai
spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan
sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan
dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan pasien,dan juga hubungan saling
mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh
karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari
makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin.
F. Caring Occation Moment
Caring
Occation Moment (tempat dan waktu)
pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring
dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai
kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang
yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau
perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau
kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari
lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup
yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999)
menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu
memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya , lebih
lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi
oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan
menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan
pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan
–kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filosofi
Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistic dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Dari pembahasan
makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Jean Watson membagi kebutuhan
manusia melalui 4 bagian pokok :
1. Kebutuhan Biophisikal
Kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
vertilasi
2. Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan aktifitas dan istirahat dan kebutuhan oktualisasi
3. Kebutuhan Psikososial
4. Kebutuhan Intrapesonal Dan
Intepersonal
Pada dasarnya manusia adalah makhluk
yang sempurna, sehingga untuk mencapai kesempurnaan, manusia dituntut untuk
selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan rohani. Untuk mencapai keadaan tersebut
manusia harus memprioitaskan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
B. Saran
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik
dengan manusia lainnya. Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan
mudah terpenuhi. Untuk dapat memenuhi kebutuhannya, manusia harus memilki
pengetahuan manusia dan pemeliharaan / perawatan manusia. Tanpa adanya ilmu
pengetahuan manusia tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di
masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan / perawatan diri, manusia juga akan sakit
dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, manusia dituntut untuk
menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005 “Fundamental Keperawatan volume
1”, Buku Kedokteran. EGC. Jakarta
http://www.google.co.id, Konsep dan
teori keperawatan
Potter, Patricia A, Perry, Anne Griffin.
Fundamental Keperawatan, 2005,Jakarta : EGC
Alimul H, A. Aziz. Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan, 2006,Jakarta : salemba medika
Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. pengantar
keperawatan professional, 1999,Jakarta : EGC
Ali H, Zaidin. Dasar-Dasar
Keperawatan Professional, 2001, Jakarta : Widya Medika
0 Comments
Catatan:
EmojiUntuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan judul, gunakan tag <b rel="h3">JUDUL ANDA DI SINI...</b>
Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek tebal gunakan tag <b>TEKS ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek huruf miring gunakan tag <i>TEKS ANDA DI SINI...</i>
Mohon Berkomentarlan dengan baik sesuai dengan tema / isi posting di atas
Serta tidak mengandung PORNO,SARA,KATA2 KASAR DAN JOROK
Terima kasih atas perhatianya :)