DEFINISI
Bronkitis kronik adalah inflamasi luas jalan napas dengan penyempitan/hambatan jalan napas dan peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidakcocokan ventilasi-perkusi dan menyebabkan sionasis. Bronkitis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut. Sekresi yang menumpuk dalam bronkioles mengganggu pernapasan yang efektif. Merokok atau pemajanan terhadap polusi adalah penyebab utama bronkitis kronik. Pasien dengan bronkitis kronik lebih rentan terhadap kekambuhan infeksi saluran pernapasan bawah. Kisaran infeksi virus, bakteri, dan mikoplasma yang luas dapat menyebabkan episode bronkitis akut. Eksaserbasi bronkitis kronik hampir pasti terjadi selama musim dingin. Menghirup udara yang dingin pasti dapat menyebabkan bronkospasme bagi mereka yang rentan.
ETIOLOGI
Penyebab bronkitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada kenyataannya kasus-kasus bronkitis dapat timbul secara kongenital maupun didapat. Kelainan kongenital dalam ini bronkitis terjadi sejak dalam kandungan. Faktor genetik atau faktor pertumbuhan dan faktor perkembangan fetus memegang peran penting.
PATOFISIOLOGI
Asap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi dyang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. Sebagai akibat, bronkiolus menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar, yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang ireversibel, kemungkinan mengakibatkan emfisime dan brokiektasis.
MANIFESTASI KLINIS
Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin adalah tanda dini bronkitis kronis. Batuk mungkin dapat diperburuk oleh cuaca yang dingin, lembab, dan iritan paru. Pasien biasanya mempunyai riwayat merokok dan sering mengalami infeksi pernapasan.
EVALUASI DIAGNOSTIK
Riwayat kesehatn yang lengkap, termasuk keluarga, pemajanan terhadap lingkungan, terhadap lingkungan, terhadap bahan-bahan yang mengiritasi dan riwayan pekerjaan dikumpulkan, termasuk kebiasaan merokok (jumlah bungkus per hari). Selain itu, pemeriksaan gas-gas darah arteri, rontgen dada, dan pemeriksaan funsi paru dilakukan, juga pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit.
Pemeriksaan funsi paru menunjukkan penurunan kapasitas vital (VC) dan volume ekspirasi kuat (FEV ; jumlah udara yang diekshalasi) dan peningkatan volume residual (RV ; udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekshalasi maksimal), dengan kapasitas paru total (TLC) normal atau sedikit meningkat. Hematokrit dan hemaglobin dapat sedikit meningkat. Analisa gas darah dapat menunjukkan hipoksia dengan hiperkapnia. Rontgen dada mungkin menunjukkan perbesaran jantung dengan diafragma normal atau mendatar. Konsolidasi dalam bidang paru mungkin juga terlihat.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Objektif utama pengobatan adalah untuk menjaga agar brinkiolus terbuka dan berfungsi untuk memudahkan pembuangan sekresi bronkial untuk mencegah infeksi dan untuk mencegah kecacatan. Perubahan dalam pola sputum (sifat, warna, jumlah, ketebalan) dan dalam batuk adalah tanda yang penting untuk dicatat. Infeksi bakteri kambuhan diobati dengan terapi antibiotik berdasarkan hasil pemeriksaan kultur dan sensitivitas.
Untuk membantu membuang sekresi bronkial, diresepkan bronkodilator untuk menghilangkan bronkospasme dan mengurangi obstruksi jalan napas sehingga lebih banyak oksigen didistribusikan ke seluruh bagian paru dan ventilasi alveolardiperbaiki. Drainase postural dan perkusi dada setelah pengobatan biasanya sangat membantu, terutama jika terdapat bronkiektasis. Cairan (yang diberikan per oral atau parenteral jika bronkospasme berat) adalah bagian penting dari terapi, karena hidrasi yang baik membantu untuk mengencerkan sekresi sehingga dapat mudah dikeluarkan dengan membatukannya. Terapi kortikosteroid mungkin digunakan ketika pasientidak menunjukkan keberhasilan terhadap pengukuran yang lebih konservatif. Pasien harus menghentikan merokok karena menyebabkan brokokonstriksi, melumpuhkan silia, yang penting dalam menbuang partikel yang mengiritasi dan menginaktivasi surfaktan, yang memainkan peran penting dalam memudahkan pengembangan paru-paru. Perokok juga lebih rentan terhadap infeksi bronkial.
PENCEGAHAN
Karena sifat bronkitis kronik yang menimbulkan ketidakmampuan, setiap upaya diarahkan untuk mencegah kekambuhan. Satu tindakan esensial adalah untuk menghindari iritan pernapasan (terutama asap tembakau). Individu yang rentan terhadap infeksi saluran pernapasan harus diimunisasi terhadap agens virus yang umum dengan vaksin untuk influenza dan untuk S. pneumoniae. Semua pasien dengan infeksi traktus respiratorius atas akut harus mendapat pengobatan yang sesuai, termasuk terapi antimikroba berdasarkan pemeriksaan kultur dan sensitivitas pada tanda pertama sputm purulen.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BRONKITIS KRONIK
PENGKAJIAN
Faktor pencetus
Rokok sigaret
Polusi lingkungan
Pemajanan di tempat kerja
Infeksi traktus respiratori berulang
Kerentanan genetik.
Riwayat
Batuk kronik dengan produksi sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.
Sianosis
Edema
Dispnea
Obesitas
Corak kulit merah atau kebiruan
"Blue bloater"
Hasil Pemerikasaan Diagnostik
Radiografi dada : menunjukkan inflamsi berulang ; fibrosis
a. Tes fungsi paru-paru :
TLC : normal atau sedikit menurun
Compliance paru-paru, statik : meningkat
RV : sedikit meningkat
Compliance paru-paru, dinamis : sangat rendah
FEV1 : menurun
b. Gas darah arteri :
PaO2 : menurun saat istirahat
PaCO2 : meningkat
c. Pengawasan di tempat tidur :
Tekanan arteri pulmonal : meningkat
Curah jantung : mendekati normal
d. Pemeriksaan laboratorium : hitung darah lengkap-polisitemia
e. Pemeriksaan sputum : sputum lengket, putih dan mukoid ; jumlah sputum yang diproduksi dapat berkisar antara 60 ml/hari sampai 600ml/hari
f. EKG : deviasi aksis kanan akibat dari kor pulmonal.
Inspeksi
Batuk dengan sputum
Palpasi
Fremitus normal
Perkusi
Resonan
Auskultasi
Pernapasan : bunyi napas vesikular dapat mengalami ekspirasi memanjang
Gemericik, ronki dan mengi mungkin terdengar
Kardiovaskular : Takikardi.
DIAGNOSA
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d spasme jalan napas, pengumpulan sekresi, mukus berlebih, adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing pada jalan napas, sekresi pada bronki, eksudat pada alveoli, disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkial, PPOK (Peyakit Paru Obstruksi Kronis), infeksi, asma, alergi jalan naps, trauma, merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.
Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-alveolar, ketidakseimbangan perfusi-ventilasi.
Ketidakefektifan pola napas b.d ansietas, posisi tubuh, deformitas tulang, deformitas dinding dada, penurunan energi/kelelahan, hiperventilasi, sindrom hipoventilasi, kerusakan muskuloskeletal, imaturitas neuromuskular, obesitas, nyeri, kerusakan persepsi/kognitif, kelelahan otot-otot respirasi, cedera tulang belakang.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia sekunder akibat dispnea, halitosis, keletihan, ketergantungan kimiawi, penyakit kronis, kesulitan mengunyah atau menelan, faktor ekonomi, intoleransi makanan, kebutuhan metabolik tinggi, refleks mengisap pada bayi tidak adekuat, kurangnya pengetahuan dasar nutrisi, akses pada makanan terbatas, hilangnya nafsu makan, mual/muntah, pengabaian oleh orang tua, dan gangguan psikologis.
Gangguan pola tidur b.d batuk, ansietas, agens biokimia, suhu tubuh, irama sirkadian sindom, depresi, keletihan, ketakutan, demam, posisi tubh, napas pendek, statis sekresi, nyeri, ketidakmampuan untuk mengambil posisi rekumben, dan stimulus lingkungan.
Nyeri (kronis) b.d ketidakmampuan fisik-psikososial kronis.
Risiko tinggi infeksi b.d tidak adekuatnya sistem pertahanan primer sekunder terhadap PPOM.
Intoleransi aktivitas b.d insufisiensi oksigen untuk aktivitas, keletihan, tirah baring/imobilitas, nyeri kronis, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Ansietas b.d kesukaran bernapas, takut asfiksia, terpajan toksin, hubungan keluarga/hereditas, transmisi interpersonal/kontaminasi, krisis situasi/maturasi, stres, ancaman kematian, ancaman atau perubahan pada status ekonomi, ancaman atau perubahan pada status dan atau fungsi peran, ancaman atau perubahan pada lingkungan, ancaman atau perubahan pada status kesehatan ancaman atau perubahan pada pola interaksi, ancaman konsep diri, konflik yang tidak disadari tentang nilai/tujuan hidup yang esensial, dan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Gangguan harga diri b.d penyakit kronis, nyeri kronis, dan krisi situasional.
INTERVENSI
DP.1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d spasme jalan napas, pengumpulan sekresi, mukus berlebih, adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing pada jalan napas, sekresi pada bronki, eksudat pada alveoli, disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkial, PPOK (Peyakit Paru Obstruksi Kronis), infeksi, asma, alergi jalan naps, trauma, merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.
BATASAN KARAKTERISTIK
Subjektif
Dispnea
Objektif
Bunyi napas tambahan (misalnya, ronki basah halus, ronki basah kasar, dan ronki kering), perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan, batuk tidak ada atau tidak efektif, sianosis, kesulitan untuk bersuara, penurunan bunyi napas, ortopnea, kegelisahan, sputum, dan mata terbelalak.
HASIL YANG DISARANKAN NOC
Status Pernapasan : Pertukaran gas : Pertukaran CO2 atau O2 alveolar untuk mempertahankan konsentrasi gas darah arteri.
Status Pernapasan : Ventilasi : Pergerakan udara masuk dan keluar paru-paru.
Perilaku Mengontrol Gejala : Tindakan seseorang untuk meminimalkan perubahan sampingan yang didapat pada fungsi fisik dan emosi.
Perilaku Perawatan : Penyakit atau Cedera : Tindakan seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan patologi.
TUJUAN/KRITERIA EVALUASI
Pasien akan mempunyai jalan napas yang paten, mengeluarkan sekresi secara efektif, mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal, mempunyai fungsi paru dalam batas normal, mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan di rumah.
INTERVENSI PRIORITAS NIC
Pengelolaan jalan napas : Fasilitas untuk kepatenan jalan udara
Pengisapan jalan napas : Memindahkan sekresi jalan napas dengan memasukkan sebuah kateter pengisap ke dalam jalan napas oral dan atau trakea.
Bronkitis kronik adalah inflamasi luas jalan napas dengan penyempitan/hambatan jalan napas dan peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidakcocokan ventilasi-perkusi dan menyebabkan sionasis. Bronkitis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut. Sekresi yang menumpuk dalam bronkioles mengganggu pernapasan yang efektif. Merokok atau pemajanan terhadap polusi adalah penyebab utama bronkitis kronik. Pasien dengan bronkitis kronik lebih rentan terhadap kekambuhan infeksi saluran pernapasan bawah. Kisaran infeksi virus, bakteri, dan mikoplasma yang luas dapat menyebabkan episode bronkitis akut. Eksaserbasi bronkitis kronik hampir pasti terjadi selama musim dingin. Menghirup udara yang dingin pasti dapat menyebabkan bronkospasme bagi mereka yang rentan.
ETIOLOGI
Penyebab bronkitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada kenyataannya kasus-kasus bronkitis dapat timbul secara kongenital maupun didapat. Kelainan kongenital dalam ini bronkitis terjadi sejak dalam kandungan. Faktor genetik atau faktor pertumbuhan dan faktor perkembangan fetus memegang peran penting.
PATOFISIOLOGI
Asap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi dyang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. Sebagai akibat, bronkiolus menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar, yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang ireversibel, kemungkinan mengakibatkan emfisime dan brokiektasis.
MANIFESTASI KLINIS
Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin adalah tanda dini bronkitis kronis. Batuk mungkin dapat diperburuk oleh cuaca yang dingin, lembab, dan iritan paru. Pasien biasanya mempunyai riwayat merokok dan sering mengalami infeksi pernapasan.
EVALUASI DIAGNOSTIK
Riwayat kesehatn yang lengkap, termasuk keluarga, pemajanan terhadap lingkungan, terhadap lingkungan, terhadap bahan-bahan yang mengiritasi dan riwayan pekerjaan dikumpulkan, termasuk kebiasaan merokok (jumlah bungkus per hari). Selain itu, pemeriksaan gas-gas darah arteri, rontgen dada, dan pemeriksaan funsi paru dilakukan, juga pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit.
Pemeriksaan funsi paru menunjukkan penurunan kapasitas vital (VC) dan volume ekspirasi kuat (FEV ; jumlah udara yang diekshalasi) dan peningkatan volume residual (RV ; udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekshalasi maksimal), dengan kapasitas paru total (TLC) normal atau sedikit meningkat. Hematokrit dan hemaglobin dapat sedikit meningkat. Analisa gas darah dapat menunjukkan hipoksia dengan hiperkapnia. Rontgen dada mungkin menunjukkan perbesaran jantung dengan diafragma normal atau mendatar. Konsolidasi dalam bidang paru mungkin juga terlihat.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Objektif utama pengobatan adalah untuk menjaga agar brinkiolus terbuka dan berfungsi untuk memudahkan pembuangan sekresi bronkial untuk mencegah infeksi dan untuk mencegah kecacatan. Perubahan dalam pola sputum (sifat, warna, jumlah, ketebalan) dan dalam batuk adalah tanda yang penting untuk dicatat. Infeksi bakteri kambuhan diobati dengan terapi antibiotik berdasarkan hasil pemeriksaan kultur dan sensitivitas.
Untuk membantu membuang sekresi bronkial, diresepkan bronkodilator untuk menghilangkan bronkospasme dan mengurangi obstruksi jalan napas sehingga lebih banyak oksigen didistribusikan ke seluruh bagian paru dan ventilasi alveolardiperbaiki. Drainase postural dan perkusi dada setelah pengobatan biasanya sangat membantu, terutama jika terdapat bronkiektasis. Cairan (yang diberikan per oral atau parenteral jika bronkospasme berat) adalah bagian penting dari terapi, karena hidrasi yang baik membantu untuk mengencerkan sekresi sehingga dapat mudah dikeluarkan dengan membatukannya. Terapi kortikosteroid mungkin digunakan ketika pasientidak menunjukkan keberhasilan terhadap pengukuran yang lebih konservatif. Pasien harus menghentikan merokok karena menyebabkan brokokonstriksi, melumpuhkan silia, yang penting dalam menbuang partikel yang mengiritasi dan menginaktivasi surfaktan, yang memainkan peran penting dalam memudahkan pengembangan paru-paru. Perokok juga lebih rentan terhadap infeksi bronkial.
PENCEGAHAN
Karena sifat bronkitis kronik yang menimbulkan ketidakmampuan, setiap upaya diarahkan untuk mencegah kekambuhan. Satu tindakan esensial adalah untuk menghindari iritan pernapasan (terutama asap tembakau). Individu yang rentan terhadap infeksi saluran pernapasan harus diimunisasi terhadap agens virus yang umum dengan vaksin untuk influenza dan untuk S. pneumoniae. Semua pasien dengan infeksi traktus respiratorius atas akut harus mendapat pengobatan yang sesuai, termasuk terapi antimikroba berdasarkan pemeriksaan kultur dan sensitivitas pada tanda pertama sputm purulen.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BRONKITIS KRONIK
PENGKAJIAN
Faktor pencetus
Rokok sigaret
Polusi lingkungan
Pemajanan di tempat kerja
Infeksi traktus respiratori berulang
Kerentanan genetik.
Riwayat
Batuk kronik dengan produksi sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.
Sianosis
Edema
Dispnea
Obesitas
Corak kulit merah atau kebiruan
"Blue bloater"
Hasil Pemerikasaan Diagnostik
Radiografi dada : menunjukkan inflamsi berulang ; fibrosis
a. Tes fungsi paru-paru :
TLC : normal atau sedikit menurun
Compliance paru-paru, statik : meningkat
RV : sedikit meningkat
Compliance paru-paru, dinamis : sangat rendah
FEV1 : menurun
b. Gas darah arteri :
PaO2 : menurun saat istirahat
PaCO2 : meningkat
c. Pengawasan di tempat tidur :
Tekanan arteri pulmonal : meningkat
Curah jantung : mendekati normal
d. Pemeriksaan laboratorium : hitung darah lengkap-polisitemia
e. Pemeriksaan sputum : sputum lengket, putih dan mukoid ; jumlah sputum yang diproduksi dapat berkisar antara 60 ml/hari sampai 600ml/hari
f. EKG : deviasi aksis kanan akibat dari kor pulmonal.
Inspeksi
Batuk dengan sputum
Palpasi
Fremitus normal
Perkusi
Resonan
Auskultasi
Pernapasan : bunyi napas vesikular dapat mengalami ekspirasi memanjang
Gemericik, ronki dan mengi mungkin terdengar
Kardiovaskular : Takikardi.
DIAGNOSA
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d spasme jalan napas, pengumpulan sekresi, mukus berlebih, adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing pada jalan napas, sekresi pada bronki, eksudat pada alveoli, disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkial, PPOK (Peyakit Paru Obstruksi Kronis), infeksi, asma, alergi jalan naps, trauma, merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.
Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-alveolar, ketidakseimbangan perfusi-ventilasi.
Ketidakefektifan pola napas b.d ansietas, posisi tubuh, deformitas tulang, deformitas dinding dada, penurunan energi/kelelahan, hiperventilasi, sindrom hipoventilasi, kerusakan muskuloskeletal, imaturitas neuromuskular, obesitas, nyeri, kerusakan persepsi/kognitif, kelelahan otot-otot respirasi, cedera tulang belakang.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia sekunder akibat dispnea, halitosis, keletihan, ketergantungan kimiawi, penyakit kronis, kesulitan mengunyah atau menelan, faktor ekonomi, intoleransi makanan, kebutuhan metabolik tinggi, refleks mengisap pada bayi tidak adekuat, kurangnya pengetahuan dasar nutrisi, akses pada makanan terbatas, hilangnya nafsu makan, mual/muntah, pengabaian oleh orang tua, dan gangguan psikologis.
Gangguan pola tidur b.d batuk, ansietas, agens biokimia, suhu tubuh, irama sirkadian sindom, depresi, keletihan, ketakutan, demam, posisi tubh, napas pendek, statis sekresi, nyeri, ketidakmampuan untuk mengambil posisi rekumben, dan stimulus lingkungan.
Nyeri (kronis) b.d ketidakmampuan fisik-psikososial kronis.
Risiko tinggi infeksi b.d tidak adekuatnya sistem pertahanan primer sekunder terhadap PPOM.
Intoleransi aktivitas b.d insufisiensi oksigen untuk aktivitas, keletihan, tirah baring/imobilitas, nyeri kronis, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Ansietas b.d kesukaran bernapas, takut asfiksia, terpajan toksin, hubungan keluarga/hereditas, transmisi interpersonal/kontaminasi, krisis situasi/maturasi, stres, ancaman kematian, ancaman atau perubahan pada status ekonomi, ancaman atau perubahan pada status dan atau fungsi peran, ancaman atau perubahan pada lingkungan, ancaman atau perubahan pada status kesehatan ancaman atau perubahan pada pola interaksi, ancaman konsep diri, konflik yang tidak disadari tentang nilai/tujuan hidup yang esensial, dan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Gangguan harga diri b.d penyakit kronis, nyeri kronis, dan krisi situasional.
INTERVENSI
DP.1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d spasme jalan napas, pengumpulan sekresi, mukus berlebih, adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing pada jalan napas, sekresi pada bronki, eksudat pada alveoli, disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkial, PPOK (Peyakit Paru Obstruksi Kronis), infeksi, asma, alergi jalan naps, trauma, merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.
BATASAN KARAKTERISTIK
Subjektif
Dispnea
Objektif
Bunyi napas tambahan (misalnya, ronki basah halus, ronki basah kasar, dan ronki kering), perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan, batuk tidak ada atau tidak efektif, sianosis, kesulitan untuk bersuara, penurunan bunyi napas, ortopnea, kegelisahan, sputum, dan mata terbelalak.
HASIL YANG DISARANKAN NOC
Status Pernapasan : Pertukaran gas : Pertukaran CO2 atau O2 alveolar untuk mempertahankan konsentrasi gas darah arteri.
Status Pernapasan : Ventilasi : Pergerakan udara masuk dan keluar paru-paru.
Perilaku Mengontrol Gejala : Tindakan seseorang untuk meminimalkan perubahan sampingan yang didapat pada fungsi fisik dan emosi.
Perilaku Perawatan : Penyakit atau Cedera : Tindakan seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan patologi.
TUJUAN/KRITERIA EVALUASI
Pasien akan mempunyai jalan napas yang paten, mengeluarkan sekresi secara efektif, mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal, mempunyai fungsi paru dalam batas normal, mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan di rumah.
INTERVENSI PRIORITAS NIC
Pengelolaan jalan napas : Fasilitas untuk kepatenan jalan udara
Pengisapan jalan napas : Memindahkan sekresi jalan napas dengan memasukkan sebuah kateter pengisap ke dalam jalan napas oral dan atau trakea.
No.
|
TINDAKAN/INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17
|
Mandiri
| |
Auskultasi bunyi napas. Catat adanya bunyi napas, mis.mengi, kretels, ronki.
Kaji/pantau frekuensi pernapasan. Catat rasio inspirasi/ekspirasi.
Catat adanya/derajat dispnea, mis.keluhan "lapar udara," gelisah, ansietas, distres, pernapasan, penggunaan otot bantu.
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, mis.peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
Pertahankan polusi lingkungan minimum, mis.debu, asap, dan bantal yang berhubungan debgan kondisi individu.
Dorong/bantu latihan napas abdomen atau bibir.
Observasi karakteristik batuk, mis.menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk memperbaiki keeftifan upaya batuk.
Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung. Memberikan air hangat. Amjurkan masukan cairan antara, sebagai pengganti m
akan.
|
Beberapa
derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan napas dan
dapat/tak dimanifestasikan adanya bunyi napas adventisius, mis.
Penyebaran, krekels basah (bronkitis), bunyi napas redup dengan
ekspirasi mengi (emfisema) atau tak adanya bunyi napas (asma berat).
Takipnea
biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan
atau selama stera/adanya proses infeksi akut. Pernapasan dapat melambat
dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
Disfungsi
pernapasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis
selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit,
mis.infeksi, reaksi alergi.
Peninggian
kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernapasan dengan menggunakan
gravitasi. Namun, pasien dengan distres berat akan mencari posisi yang
paling mudah untuk bernapas. Sokongan tangan/kaki dengan meja,
bantal,dll. membantu menurunkan kelemahan otot dan dapat sebagai alat
ekspansi dada.
Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan yang dapat mentriger episode akut.
Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea dan menurunkan jebakan udara.
Batuk
dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya bila pasien lansia, sakit
akut, atau kelemahan. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi
atau kepala di bawah setelah perkusi dada.
Hidrasi
membantu menurunkan kekentalan sekret, mempermudah pengeluaran.
Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama
makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.
| |
Kolaborasi
| ||
Berikan obat sesuai indikasi.
Bronkodilator,
mis.ß-agonis : epinefrin (Adrenalin, Vaponefrin); albuterol (Proventil,
Ventolin); terbutalin (Brethine, Brethaire0; isoetarin (Brokosol,
Brokometer);
Xantin, mis.aminofilin, oxtrifilin (Choledyl); teofilin (Bronkodyl, Theo-Dur)
Kromolin (Intal), flunisolida (Aerobid);
Steroid
oral, IV, dan inhalasi; metilprednisolon (Medrol);deksametason
(Decadral); antihistamin mis.berklometason (Vanceril. Beclonent);
triamsinolon (Azmacort);
Antimikrobial;
Analgesik, penekan batuk/antisuif mis.kodein, produk dextrometorfan (Benylin DM, Comtrex, Novahistine).
Berikan humifikasi tambahan, mis.nebuliser ultranik, humidifier aerosol ruangan.
Bantu pengobatan pernapasan, mis.IPPB, fisioterapi dada.
Awasi/buat seri GDA, nadi oksimetri, foto dada. .
|
Merilekskan
oto halus dan menurunkan kongesti lokal, menurunkan spasme jalan napas,
mengi, dan produksi mukosa. Obat-obat mungkin per oral, injeksi atau
inhalasi.
Menurunkan
edema mukosa dan spasme otot polos dengan peningkatan langsung siklus
AMP. Dapat juga menurunkan kelemahan otot/kegagalan pernapasan dengan
meningkatkan kontraktilitas diafrgma. Meskipun teofilin telah dipilih
untuk terapi, penggunaan teofilin mungkin sedikit atau tak menguntungkan
pada program obat ß-agonis adekuat. Namun, ini dapat mempertahankan
bronkodilatasi sesuai penurunan efek dosis antar ß-agonis. Penelitian
saat ini menunjukkan teofilin menggunakan korelasi dengan penurunan
frekuensi perawatan di rumah sakit.
Menurunkan inflamasi jalan napas lokal dan edema dengan menghambat efek histamin dan mediator lain.
Kortikosteroid
digunakan untuk mencegah reaksi alergi/menghambat pengeluaran histamin,
menurunkan berat dan frekuensi spasme jalan napas, inflamasi pernapasan
dan dispnea.
Banyak antimikrobial dapat diindikasi untuk mengontrol infeksi pernapasan/pneumonia. Catatan : meskipun tak ada pneumonia, tetapi dapat meningkatkan aliran udara dan memperbaiki hasil.
Batuk menetap yang melelahkan perlu ditekan untuk menghemat energi dan memungkinkan pasien istirahat.
Kelembaban
menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran dan dapat membantu
menurunkan/mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkus.
Drainase
postural dan perkusi bagian penting untuk membuang banyaknya
sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi pada segmen dasar paru. Catatan : Dapat meningkatkan spasme pada asma.
Membuat dasar untuk pengawasan kemajuan/kemunduran proses penyakit dan komplikasi.
|
- DP.2 : Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-alveolar, ketidakseimbangan perfusi-ventilasi.
BATASAN KARAKTERISITK
- Subjektif
Dispnea, sakit kepala pada saat bangun, dan gangguan penglihatan.
- Objektif
Gas
darah arteri yang tidak normal, pH arteri tidak normal, ketidaknormalan
frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan, warna kulit tidak normal
(misalnya, pucat dan kehitaman), konfusi, sianosis (hanya pada
neonatus), karbon dioksiada menurun, diaforesis, hiperkapnia,
hiperkarbia, hipoksia, hipoksemia, iritabilitas, cuping hidung
mengembang, gelisah, somnolen, dan takikardia.
HASIL YANG DISARANKAN NOC
Status Pernapasan : Pertukaran Gas : Pertukaran CO2 atau O2 di alveolar untuk mempertahankan konsentrasi gas darah arteri.
Status Pernapasan : Ventilasi : Perpindahan udara masuk dan keluar dari paru-paru.
TUJUAN/KRITERIA EVALUASI
- Gangguan pertukaran gas akan terkurangi yang dibuktikan dengan Status Pernapasan : Pertukaran Gas dan Status Pernapasan : Ventilasi tidak bermasalah.
- Status Pernapasan : Pertukaran Gas tidak akan terganggu dibuktikan dengan indikator gangguan sebagai berikut :Status neurologis dalam rentang yang diharapkanDispnea pada saat istirahat dan aktivitas tidak adaGelisah, sianosis, dan keletihan tidak adaPaO2, PaCO2, pH arteri, dan saturasi O2 dalam batas normalEnd tydal CO2 dalam rentang yang diharapkan.INTERVENSI PRIORITAS NIC
Pengelolaan Asam-Basa : Meningkatkan keseimbangan asam-basa dan mencegah komplikasi akibat dari ketidakseimbangannya.
Pengelolaan Jalan Napas : Memfasilitasi kepatenan jalan napas.
No.
|
TINDAKAN/INTEVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Mandiri
| |
Pantau :
Status pernapasan (Apendiks A) tiap 4 jam
Hasil GDA
Nilai nadi oksimetri
Kadar teofilin serum
Laporan sinar x dada
Hasil tes fungsi sputum dan pulmonal.
Berikan
obat-obat yang diresepkan meliputi kombinasi dari bronkodilator,
steroid dan antibiotik. Evaluasi keefektifannya. Jadwalkan obat-obatan
untuk mempertahankan konsistensi kadar darah.
Tinjau
kembali obat-obatan untuk menghindari interaksi merugikan obat dengan
obat. Rujuk referensi farmakologis dan farmasis bila dibutuhkan.
Pertahankan
posisi fowler's dengan tangan abduksi dan disokong oleh bantal atau
duduk condong ke depan dengan ditahan oleh meja yang ditempatkan di atas
tempat tidur.
Dorong pasien utnuk meningkatkan masukan cairan sekurang-kurangnya 3 L/hari.
Dorong
pasien untuk melakukan napas dengan spirometer intensif tiap 2-4 jam.
Beri atau bantu terapis pernapasan dalam melakukan fisioterapi dada yang
diprogramkan, drainase postural dan tindakan aerosol sesuai dengan yang
dibutuhkannya. Apabila pasien tidak mampu untuk batuk dan mengeluarkan
sekret secara efektif, lakukan penghisapan nasotrakeal.
Hindari penggunaan depresan saraf pusat berlebihan (narkotik dan sedatif).
Anjurkan untuk berhenti merokok sekarang.
Usahakan suhu ruangan sejuk/nyaman.
|
Untuk
mengindetifikasi indikasi kenajuan atau penyimpangan dari sasaran yang
diharapkan. Karena kerusakan permanen yang telah terjadi pada sebagian
paru akibat PPOM untuk mengharapkan nilai normal dari GDA dengan pH
normal dan peningkatan nilai PaCO2 dan HCO2. ini seringkali menunjukkan
kasus 50-50 karena nilai PaCO2 dan PaCO2 serupa.
Bronkodilator
dapat membuka bronkus;steroid menurunkan inflamasi bronkial, dan
antibiotik menghilangkan infeksi. Efek terapeutik yang diinginkan dari
obat ini adalah resolusi dari manifestasi distres sistem dalam darah
dari obat yang diresepkan paling baik untuk menjamin efektivitas
terapeutik maksimum. Kadar teofilin serum dapat menentukan eek
terapeutik agen dasar teofilin.
Kombinasi
farmokoterapi meningkatkan risiko interaksi merugikan dari obat dengan
obat. Interaksi yang merugikan dapat juga berpotensi mempengaruhi atau
menghambat kerja satu agen.
Posisi
tegak dengan lengan abduksi dan disokong, akan memungkinkan ekspansi
paru yang lebih baik, dengan mengurangi tekanan abdomen pada diafragma
melalui tekanan gravitasi.
Untuk membantu melepaskan sekresi bronkial dan koreksi dehidrasi.
Untuk mengeluarkan sekresi paru-paru dan menjamin kepatenan jalan napas.
Obat-obatan tersebut dapat menekan fungsi sistem pernapasan.
Nikotin
yang terkandung dalam tembakau dapat mengakibatkan vasokontriksi dan
kontriksi bronkus. Di samping itu asap rokok fungsi silia meningkatkan
batuk dan dapat mengakibatkan menurunnya persen SaO2.
Udara sejuk memungkinkan bernapas mudah.
| |
Kolaborasi
| ||
Konsultasi
kepada dokter jika gejala-gejala tersebut menetap atau memburuk.
Siapkan pasien untuk dipindahkan ke UPI dan untuk pemasangan ventilasi
mekanis, jika terjadi gagal napas (kemunduran status mental, hipoksia
berat dan hiperkapnia).
Berikan oksigen yang dilembabkan pada kecepatan aliran yang dianjurkan, biasanya 2 L/menit.
|
Gagal
pernapasan akut merupakan komplikasi utama yang sering menyertai PPOM.
Ventilasi mekanis sangat diperlukan untuk membantu pernapasan sampai
pasien dapat bernapas sendiri.
Pelembaban
membantu mengeluarkan sputum yang menempel di bronkus dan mencegah
kekeringan pada membran mukosa. Untuk pasien dengan PPOM, kendali
hipoksia merupakan rangsang untuk pernapasan. PaO2 antara 50-70 mm Hg
diperlukan untuk merangasang pernapasan. Terlalu banyak oksigen dapat
menghentikan rangsang untuk bernapas dan menyebabkan henti napas.
Frekuensi aliran oksigen per menit disesuaikan dengannilai PaO2 dan
PaCO2.
|
- DP. 3 : Ketidakefektifan pola napas b.d ansietas, posisi tubuh, deformitas tulang, deformitas dinding dada, penurunan energi/kelelahan, hiperventilasi, sindrom hipoventilasi, kerusakan muskuloskeletal, imaturitas neuromuskular, obesitas, nyeri, kerusakan persepsi/kognitif, kelelahan otot-otot respirasi, cedera tulang belakang.
BATASAN KARAKTERISTIK
- SubjektifDispneaNapas pendek
- ObjektifPerubahan gerakan dada, mengambil posisi tiga titik, penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi, penurunan ventilasi semenit, penurunan kapasitas vital, napas dalam (dewasa Vt 500 mL pada saat istirahat, bayi 6-8 ml/k), peningkatan diameter anterior-posterior, napas cuping hidung, ortopnea, fase ekspirasi yang lama, pernapasan pursed-lip, kecepatan respirasi (usia dewasa 14 tahun atau lebih <11-24 [kali per menit], bayi 1-4 <20-30, usia 5-14<15-25), rasio waktu, dan penggunaan otot-otot untuk bernapas.HASIL YANG DISARANKAN NOCStatus Respirasi : Ventilasi : Pergerakan udara ke dalam dan ke luar dari paru-paru.
Status Tanda Vital : Suhu, nadi, respirasi, dan tekanan darah dalam rentang yang diharapkan dari individu.
TUJUAN/KRITERIA EVALUASI
- Menunjukkan pola pernapasan efektif, dibuktikan dengan status pernapasan yang tidak berbahaya ; ventilasi dan status tanda vital.
- Menunjukkan Status Pernapasan : Ventililasi tidak terganggu, ditandai dengan indikator gangguan sebagai berikut :Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapasEkspansi dada simetrisTidak ada penggunaan oto bantuBunyi napas tambahan tidak adaNapas pendek tidak ada.INTERVENSI PRIORITAS NICPengelolaan Jalan Napas : Fasilitas untuk kepatenan jalan napas.
Pemantauan Pernapasan : Pengumpulan dan analisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran gas.
No.
|
TINDAKAN/INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Mandiri
| |
Kaji kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksori, napas bibir, ketidakmampuan bicara.
Auskultasi bunyi napas, catat area penurunan aliran udara dan atau bunyi tambahan.
Palpasi fremitus
Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidur dan ambulasi sesegera mungkin.
|
Berguna dalam evaluasi derajat distress pernapasan dan atau kronisnya proses penyakit.
Bunyi
mungkin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi.
Adanya mengi mengindikasikan spasme bronkus/tertahannya sekret.
Penurunan tekanan vibrasi diduga ada pengumpulan cairan atau udara terjebak.
Duduk
tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernapasan. Pengubahan
posisi dan ambulasi meningkatkan pengisian udara segmen paru berbeda
sehingga memperbaiki difusi gas.
| |
Kolaborasi
| ||
Berikan oksigen tambahan.
Bantu fisioterapi dada (mis, drainase postural dan perkusi area yang tak sakit, tiupan botol/spinometri intensif)
|
Memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas.
Memudahkan upaya pernapasan dalam dan meningkatkan drainase sekret dari segmen paru ke dalam bronkus.
|
- DP. 4 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia sekunder akibat dispnea, halitosis, keletihan, ketergantungan kimiawi, penyakit kronis, kesulitan mengunyah atau menelan, faktor ekonomi, intoleransi makanan, kebutuhan metabolik tinggi, refleks mengisap pada bayi tidak adekuat, kurangnya pengetahuan dasar nutrisi, akses pada makanan terbatas, hilangnya nafsu makan, mual/muntah, pengabaian oleh orang tua, dan gangguan psikologis.BATASAN KARAKTERISTIK
- Berat badan kurang dari 20 persen atau lebih dari ideal terhadap tinggi badan dan kerangka
- Asupan makana kurang dari kebutuhan metabolik, baik kalori total atau nutrisi spesifik
- Kehilanmgan berat badan dengan asupan makanan adekuat
- Melaporkan asupan tidak adekuat kurang dari anjuran kecukupan gizi harian.
- SubjektifKram abdomen, nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit, merasakan ketidakmapuan untuk mengongestikan makanan, melaporkan perubahan sensasi rasa, melaporkan kurangnya makanan, merasa kenyang segera setelah mengingestikan makanan, indigesti.
- ObjektifTidak tertarik untuk makan, kerapuhan kapiler, diare dan atau steotore, adanya bukti kekurangan makana, kehilangan rambut yang berlebihan, bising usus hiperaktif, kurang informasi, misinformasi, kurangnya minat pada makanan, miskonsepsi, konjungtiva dan membran mukosa pucat, tonus otot buruk, menolak untuk makan, luka, rongga mulut inflamasi, kelemahan otot yang dibutuhkan untuk menelan atau mengunyah.HASILYANG DISARANKAN NOCStatus Gizi ; Tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kenutuhan metabolik
Status Gizi :
Asupan Makanan dan Cairan : Jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam.
Status Gizi :
Nilai Gizi : Keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh.
TUJUAN/KRITERIA HASIL
- Menunjukkan status gizi : Asupan Makanan, Cairan, dan Zat Gizi, ditandai dengan indikator berikut :Makanan oralPemberian makanan leat slang atau nutrisi parenteral totalAsupan cairan oral atau IV
- Mempertahankan berat badan
- Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi
- Menyatakan keinginan untuk mengikuti diet
- Toleransi terhadap diet yang dianjurkan
INTERVENSI PRIORITAS NIC
Pengelolaan Gangguan Makan : Pencegahan
dan penanganan pembatasab diet yang berat dan aktivitas berlebih atau
makan dalam jumlah banyak dalam satu aktu dan mencahar makanan dan
cairan.
Pengelolaan Nutrisi : Bantuan atau pemberian asupan diet makanan dan cairan yang seimbang.
Bantuan Menaikkan Berat badan : Fasilitas pencapaian kenaikan berat badan.
No.
|
TINDAKAN/iNTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Mandiri
| |
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
Auskultasi bunyi usus.
Berikan peraatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus sekali pakai dan tisu.
Dorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan. Berikan makan porsi kecil tapi sering.
Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingain.
Timbang berat badan sesuai indikasi.
|
Pasien
distres pernapasan akut sering anoreksia karena dispnea, produksi
sputum, dan obat. Selain itu, banyakpasien PPOM mempunyai kebiasaan
makan buruk, meskipun kegagalan pernapasan membuat status hipermetabolik
dengan peningkatan kebutuhan kalori. Sebagai akibat pasien sering masuk
RS dengan beberapa derajat malnutrisi. Oarang yang mengalami emfisema
sering kurus dengan perototan kurang.
Penurunan/hipoaktif
bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster dan konstipasi
(komplikasi umum) yang berhubungan dengan pembatasan pemasukkan cairan,
pilihan dengan peningkatan kesulitan napas.
Rasa
tak enak, bau, dan penampilan adalah pencegah utama terhadap nafsu
makan dan dapat membuat mual dan muntah dengan peningkatan kesulitan
napas.
Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori total.
Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu napas abdomen dan gerakan diafragma dan dapat meningkatkan dispnea.
Suhu ekstern dapat mencetuskan/meningkatkan spasme batuk.
Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun tujuan berat badan dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi. Catatan : Penurunan berat badan dapat berlanjut meskipun masukan adekuat sesuai teratasinya edema.
| |
Kolaborasi
| ||
Konsul
ahli gizi/nutrisi pendukung tim untuk memberikan makanan yang mudah
cerna, secara nutrisi seimbang, mis.nutrisi tambahan oral/selang,
nutrisi parenteral .
Kaji
pemeriksaan laboratorium, mis.albumin serum, transferin, profil amino,
besi, pemeriksaan keseimbangan nitrogen, glukosa, pemeriksaan fungsi
hati, elektrolit. Berikan vitamin/mineral/elektrolit sesuai indikasi.
Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi.
|
Metode
makan dan kebutuhan kalori didasari pada situasi/kebutuhan individu
untuk memberikan nutrisi maksimal dengan upaya minimal pasien/penggunaan
energi.
Menevaluasi/mengatasi kekurangan dan mengawasi keefektifan terapi nutrisi.
Menurun kan dispnea dan meningkatkan energi untuk makan meningkatkan masukan.
|
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3. EGC. Jakarta.
J.C.E. Underwood. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Ed.2 Vol 2. EGC. Jakarta.
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3. EGC. Jakarta.
J.C.E. Underwood. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Ed.2 Vol 2. EGC. Jakarta.
0 Comments
Catatan:
EmojiUntuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan judul, gunakan tag <b rel="h3">JUDUL ANDA DI SINI...</b>
Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek tebal gunakan tag <b>TEKS ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek huruf miring gunakan tag <i>TEKS ANDA DI SINI...</i>
Mohon Berkomentarlan dengan baik sesuai dengan tema / isi posting di atas
Serta tidak mengandung PORNO,SARA,KATA2 KASAR DAN JOROK
Terima kasih atas perhatianya :)