
A.
Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Penumonia adalah inflasi parenkim paru,
biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi
ini terjadi akibat adanya infeksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi
yang mengganggu tahanan saluran, iritan kimia, dan terapi radiasi. Rencana
keperawatan ini sesuai dengan pneumonia bacterial dan virus, misalnya:
pneumococcal pneumonia, pneumocystis carinni, haemovilus, influenza mioplasma,
gram negative.
2. Etiologi
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh
bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram,
Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri
Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering
menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya
disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu
pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme
yang berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus.
Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering
mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu
pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama
tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang
kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi
lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia
asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang
biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu
reaksi peradangan.
Etiologi:
Bakteri :
streptococus pneumoniae, staphylococus aureus
Virus :
Influenza, parainfluenza, adenovirus
Jamur :
Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carin
Aspirasi :
Makanan, cairan, lambung
Inhalasi : Racun
atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
Pneumonia virus
bisa disebabkan oleh:
·Virus
sinsisial pernafasan
·Hantavirus
·Virus
influenza
·Virus
parainfluenza
·Adenovirus
·Rhinovirus
·Virus
herpes simpleks
·Sitomegalovirus.
·Virus
Influensa
·Virus
Synsitical respiratorik
·Adenovirus
·Rubeola
·Varisella
·Micoplasma
(pada anak yang relatif besar)
·Pneumococcus
·Streptococcus
·Staphilococcus
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling
sering adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza
dan - virus influenza. Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain,
Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan
nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang, Berat
badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara, Kepadatan tempat
tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi vitamin A dan
penyakit kronik menahun.
3. Manifestasi
Klinis
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului
infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam,
menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas,
nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning
hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri
perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.
4. Tanda dan Gejala berupa:
·Batuk
nonproduktif
·Ingus
(nasal discharge)
·Suara
napas lemah
·Retraksi
intercosta
·Penggunaan
otot bantu nafas
·Demam
·Ronchii
·Cyanosis
·Leukositosis
·Thorax
photo menunjukkan infiltrasi melebar
·Batuk
·Sakit
kepala
·Kekakuan
dan nyeri otot
·Sesak
nafas
·Menggigil
·Berkeringat
·Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit
yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi. Secara umum dapat dibagi
menjadi : Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam,
sakit kepala, iritabel, gelisah, malise, nafsu makan kurang, keluhan
gastrointestinal.Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu,
ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan
sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada
sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Tanda pneumonia berupa
retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas bersama
dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah, suara
napas melemah, dan ronki.
Tanda efusi pleura atau empiema berupa
gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak, fremitus
melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas batas cairan,
friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi
bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi
meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri
abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus
kanan bawah). Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas.
Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi. Tanda infeksi ekstra
pulmunal.
5. Fatofisiologi
& bagan Fatofisiologi
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit
penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru.
Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit.
Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh
pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau
perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan
rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar.
Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.
Penemonia
bacterial menyrang baik ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi inflamasi yang
dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada alveoli dan menghasilkan eksudat, yang
mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta karbondioksida. Sel-sel darah
putih, kebanyakan neutrofil, juga bermigrasi kadalam alveoli dan memenuhi ruang
yang biasanya mengandung udara. Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup
karena sekresi, edema mukosa, dan bronkospasme, menyebabkan okulasi parsial
bronki atau alveoli dengan mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar.
Darah vena yang memasuki paru-paru lewat
melalui area yang kurang terventilasi dan keluar ke sisi kiri jantung tanpa
mengalami oksigenasi. Pada pokoknya, darah terpirau dari sisi kiri jantung.
Percampuran darah yang teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan hipoksemia
arterial.
Terpajan Bakteri
Teraspirasi ke
dalam Bronkus Distal dan Alveoli
Konsolidasi Paru
Darah di Sekitar
Alveoli Tidak Berfungsi Peradangan / Inflamasi di Paru
Hipoksia
Ketidakadekutan Pembentukan Edema
Pertahanan Utama
Dx : Kerusakan
Pertukaran Gas Dx : Ketidakefektifan
Dx : Infeksi,
Resiko Tinggi Bersihan Jln Nfs
Keperawatan
Medikal Bedah, Barbara C. Long.
6. Pemeriksaan
Diagnostik
a. Sinar x Mengidentifikasikan
distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau
terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih
sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
b. GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
c. JDL
à leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada
infeksi virus,kondisi tekanan imun.
d. LED Ã meningkat
Fungsi paru Ã
hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat dan komplain menurun.
§ Elektrolit à Na
dan Cl mungkin rendah
§ Bilirubin Ã
meningkat
§ Aspirasi /
biopsi jaringan paru
Alat diagnosa termasuk sinar-x dan
pemeriksaan sputum. Perawatan tergantung dari penyebab pneumonia;
pneumonia disebabkan bakteri dirawat dengan antibiotik.
Pemeriksaan
penunjang:
Rontgen dada
Pembiakan dahak
Hitung jenis
darah
Gas darah arteri
7. Komplikasi
·
Efusi pleura
·
Hipoksemia
·
Pneumonia kronik
·
Bronkaltasis
·
Atelektasis
(pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru yang diserang tidak
mengandung udara dan kolaps).
·
Komplikasi
sistemik (meningitis)
8. Penataan
Laksanaan Medis
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan
uji resistensi tapi karena hal itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan
terapi secepatnya:
·
Penicillin G:
untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
·
Amantadine,
rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus
·
Eritromisin,
tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.
·
Menganjurkan
untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda
·
Pemberian oksigen
jika terjadi hipoksemia.
·
Bila terjadi
gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.
B.
Konsep Dasar Keperawatan
1. Definisi
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru,
biasanya berhubungan dengan pengisian alfeoli dengan cairan. Penyebabnya
termasuk berbagai agen infeksi, iritan kimia, dan terapi radiasi. Rencana
keperawatan ini sesuai dengan pneumonia bacterial dan virus, misalnya:
pneumococcal pneumonia, pneumocystis carinni, haemofilus influenza, mioplasma,
gram negative.
2.
Patofisiologi penyimpanan KDM
Proses terjadinya pneumonia hasilnya kuman
pathogen masuk ke mukus jalan nafas, kuman tersebut berkembang biak disaluran
nafas atau sampai di paru-paru. Bila mekanisme pertahanan seperti system
transport mokusilia tidak adekuat, maka kuman berkembang biak secara cepat
sehingga terjadi peradangan disaluran nafas atas, sebagai respon peradangan
akan terjadi hipereksi mucus dan merangsang batuk, mikroorganisme berpindah
karena adanya gaya tarik bumi dan alveoli lain, keadaan ini menyebabkan infeksi
meluas, aliran darah diparu sebagian meningkat yang diikuti peradangan vascular
dan diikuti penurunan darah kapiler
Oedema karena
inflamasi akan mengeraskan paru dan akan mengurangi kapasitas paru, penurunan
produksi cairan surfaktan lebih lanjut, menurunkan compliance dan menimbulkan
atelectais dan kolap alveoli. Sebagai tambahan proses pneumonia menyebabkan
gangguan ventilasiokulasi partial pada alveoli dan bronchi, akan menurunkan
tekanan oksigen arteri, darah vena yang menuju atrium kiri banyak yang tidak
mengandung oksigen sehingga hingga terjadi hypoxemia arteri.
System sistemik
panas karena infeksi, fagosit melepaskan bahan kimia yang disebut endegeneus
pyrogen, bila zat ini terbawa aliran darah hingga sampai hipotalamus, maka suhu
tubuh akan meningkat laju atau kecepatan metabolism pengaruh dari meeningkatnya
metabolism adalah penyebab takhipenia dan tachycardia, tekanan darah menurun
sebagai akibat dari vasodilatasi perifer dan penururnan sirkulasi volume darah
karena dehidrasi, panas dan takhipenia meningkatkan kehilangan cairan melalui
kulit (keringat) dan saluran pernafasan sehingga menyebabkan dehidrasi.
Gangguan ventilasi
|
Bakteri
|
Virus
|
Jamur
|
Aspirasi
|
Saluran
nafas bagian bawah
|
bronchiolus
|
Alveolus
|
Reaksi radang pada bronchus dan
alveolus
|
Stimulasi chemoreseptor hipotalamus
|
Peningkatan produksi sekret
|
Akumulasi sekret
|
Obstruksi jalan nafas
|
Fibrosus dan pelebaran
|
Atelektasis
|
Set poin bertambah
|
Respon menggigil
|
Bersihkan jalan nafas tidak efektif
|
Peningkatan frekuensi nafas
|
Gangguan difusi
|
Rangsangan batuk
|
Nyeri pleuritik
|
Gangguan rasa nyaman nyeri
|
Gangguan pertukaran gas
|
O2 kejaringan menurun
|
kelemahan
|
Perangsangan RAS
|
Susah tidur
|
Perubahan pola tidur
|
Ancaman kehidupan
|
Ansientas (orang tua)
|
Resiko infeksi (penyebaran)
|
Distensi abdomen
|
Muntah
|
Intoleransi aktifitas
|
Metabolism meningkat
|
Konfensasi cadangan lemak digunakan
tubuh
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan
|
Reaksi peningkatan panas tubuh
|
hipertemi
|
Evaporasi meningkat
|
Cairan tubuh berkurang
|
Deficit volume cairan
|
3.
Pengkajian Data Dasar
Aktifitas
Gejala :
kelemahan,
kelelahan
Insomania
Tanda:
letargi
Penurunan toleransi terhadap aktivitas
Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya GJK kronis
Tanda :
Takikardia
Penampilan kemerahan
atau pucat
Integritas ego
Gejala: Banyaknya stressor,
masalah financial
Makanan/cairan
Gejala:
kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Riwayat
diabetes mellitus
Tanda:
Distensi abdomen
Hiperaktif
bunyi usus
Kulit kering
dengan turgor buruk
Penampilan kakeksia (malnutrisi)
Neorusensori
Gejala:
sakit kepala daerah frontal
(influensa)
Tanda: Perubahan menrtal (bingun
somnolen)
Nyeri/ Kenyamanan
Gejala:
Sakit kepala
Nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk;
nyeri dada substernal (influenza) Mialgia, artralgia
Tanda:
melindungi area yang
sakitn (pasiennya umumnya tidur) pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan)
Pernafasan
Gejala:
riwayat adanya/ISK
kronis, PPOM, merokok sigaret, Takpenia, dispenia progresif, pernafasan
dangkal, penggunaan otot aksesoris, pelebaran nasal
Tanda:
Sputum: merah mudah, berkarat, atau
purulen
Perkusi: pekak di atas area konsolidasi
Fremitus: taktil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Gesekan fliksi pleural
Bunyi nafas: menurun
atau tak ada diatas area yang terlibat, atau nafas brongkial
Warna: pucat
atau sianosis bibir/kuku
Keamanan
Gejala:
riwayat gangguan
system imun, mis, SLE, AIDS, penggunaan steroid atau kemotrapi,
institusionalisasi, ketidak mampuan umum
Demam (mis, 38,5 – 39.6ºC)
Tanda:
berkeringat
Menggigil berulang, gemetar.
Kemerahan mungkin ada pada kasus
rubeola atau varisela
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala: riwayat mengalami pembedahan
Pertimbangan:
DRG
menunjukkan rerata lama riwayat 6,8 har
Rencana
permulaan: Bantuan dengan
perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah
Oksigen mungkin diperlukan, bila odakondisi pencetus
4. Pemeriksaan
dignostik
sinar x: mengidentifikasi distribusi
structural (mis, lobar, bronkial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate,
ampiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial);
atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia
mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
GDA/ nadi
oksimentari : Tidak normal
mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang
ada.
Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah: Dapat diambil dengan biopsi jarum,
aspirasi transtrakeal, bronkoskopi fiberoptik, atau biopsi pembukaan baru untuk
mengatasi organisme penyebab. Lebih dari 1 tipe organisme ada: bakteri yang
umum meliputi Diplococcus pneumonia, stpilococcus aereus, A- hemolitik
strepcoccus, Haemopilus influenza; CMV.
Catatan : Kultur sputum dapat tak mengidentifikasi
semua organism yang ada. Kultur darah dapat menunjukkan baktremia sementara.
JDL: Leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah
putih rendah terjadi pada infeksi firus, kondisi tekanan imun seperti AIDS,
memungkinkan berkembangnya pneumonia bacterial
Pemeriksaan
serologi, mis, titer virus atau Leginella, agglutinin dingin : membantu dalam membedakan diagnosis
organism khusus
LED: meningkat
Pemeriksaan
fungsi paru : Volume mungkin
menurun (kogesti dan kolaps alveolar): tekanan jalan nafas mungkin meniongkat
dan complain menurun. Mungkin terjadi pembebasan (hipoksemia)
Elektrolit: Natrium dan kalorida mungkin rendah
Bilirubin: mungkin meningkat
Aspirasi
perkutan/ biopsy jaringan paru terbuka
: Dapat menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV);
karaktristik sel raksasa (rubeolla)
Prioritas Keperawatan
1.
Mempertahankan/ memperbaiki fungsi pernafasan
2.
Mencegah komplikasi
3.
Mendung proses penyembuhan
4.
Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan pengobatan
Tujuan pemulangan
1.
Ventilasi dan okzigenasi adekuat untuk kebutuhan individu
2.
Komplikasi dicegah/ diminimalkan
3.
Proses penyakit/ prognosis dan program terapi dipahami
4.
Perubahan pola hidup teridentifikasi/ dilakukan untuk mencegah kebutuhan.
NO
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN HASIL KRETERIA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Bersihan jalan nafas, tidak efektif
s/d inflamasi trakebronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.
Nyeri pleurtik, penurungan energy,
kelemahan.
Ditandai dengan:
Perubahan frekuensi, kedalaman
pernafasan.
Bunyi nafas tak normal, penggunaan
otot aksesori.
Dispnea, sionosis.
Batuk, efektif atau tak apektif,
dengan/ tanpa pruduksi sputum.
|
- mengidentifikasi /
menunjukkan prilaku mencapai bersihan jalan nafas.
- menunjukkan jalan nafas paten
dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnea, sianosis
|
Mandiri
Kaji frekuensi/ kedalaman pernafasan
dan gerakan dada.
Auskultasi area paru, catat area
penurunan atau tak ada aliran udara dan bunyi nafas adventisius. Mis,
krekles, mengi
Bantu pasien latihan nafas sering.
Tunjukkan atau bantu pasien mempelajari melakukan batuk mis, menekan dada dan
batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.
Penghisapan sesuai indikasi
Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hr
(kecuali kontra indikasi). Tawarkan air hangat, dari pada dingin
Kolaborasi
Bantu mengawasi efek pengobatan
nebulizer dan fisiotrafi lain, mis. Spirometer insentif, IPPB, tiupan botol,
perkusi, drainase postural. Lakukan tindakan diantara waktu makan dan batasan
cairan bila mungkin.
Berikan obat sesuai indikasi:
mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesic.
Berikan cairan tambahan, mis, IV,
oksigen humudifikasi, dan ruangan humidifikasi.
Awasi seri sinar x dada, GDA, nadi,
oksimetri. ( Rujuk ke DK: pertukaran gas, dangguan, 167)
Bantu bronkoskopi/ torasentesis bila
diindikasikan
|
Penurunan aliran udara terjadi pada
area konsolidasi dengan cairan. Bunyi nafas bronchial (normal bronkus) dapat
juga terjadi pada area konsolidasi. Krekles, ronki, dan mengi terdengar pada
inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, secret
kental, dan spasme jalan nafas/ obstruksi.
Nafas dalam memudahkan ekspansi
maksimum paru- paru / jalan nafas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme
pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan
nafas paten. Penekanan menurunkan ketidak nyamanan dada dan posisi duduk
memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat.
Merangsang batuk atau pembersihan
jalan nafas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melkukan karena batuk
tak efetif atau menurun tingkan kesadaran.
Cairan (khususnya yang hangat)
memobilisasi dan mengeluarkan secret
Memudahkan pengencaran dan
pembangunan secret. Drainase postural tidak efektif pada pneumonia
intertisial atau menyebabkan eksudat alveolar/kerusakan. Koordinasi
pengobatan/ jadwal dan memasukkan oral menurunkan muntah karena batuk, pengeluaran
sputum.
Alat untuk menurunkan spasme bronkus
dengen mobilisasi secret. Analgesic diberikan untuk memperbaiki batuk dengan
neburunkan ketidak nyamanan tetapi harus digunakan secara hati- hati, karena
da[pat menurunkan upya batuk/ menekan pernafasan
Cairan diperlukan untuk menggatikan
kehilangan (termasuk yang tak nampak) dan mobilisasikan secret.
Mengevaluasi kemajuan dan efek
proses penyakit dan memudahkan pilihan terapi yang di perlukan.
Kadang- kadang diperlukan untuk
membuang perlengketan mukosa, mengeluarkan sekresi parulen, dan / atau
mencegah atelektasis.
|
2
|
Kerusakan Pertukaran gas, s/d
perubahan membrane alveolar – kapiler (efek inflamasi).
Gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah (demam, perpindahan kurva oksihemoglobin)
Gannguan pengiriman oksigen
(hipoventilasi)
Ditandai dengan:
Dispnea, sianosis
Takikardia
Gelisah perubahan mental
Hipoksia
|
-menunjukkan perbaikan ventilasi dan
oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala
distress pernafasan.
-berpartisipasi pada tindakan untuk
memaksimalkan oksigenasi .
|
Mandiri
Kaji frekuensi, kedalaman, dan
kemudahan bernafas.
Observasi warna kulit, membrane
mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis perifeir (kuku) atau sianosis sentral
(sirkumoral).
Kaji status mental.
Awasi frekuensi jantung/ irama.
Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi.
Bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam dan menggigil, mis, selimut
tanmbahan/ menghilangkannya, suhu ruangan nyaman, kompres hangat atau dingin.
Pertahankan istirahat tidur. Dorong
menggunakan teknik relaksasi dan aktifitas senggang.
Tinggikan kepala dan dorong sering
mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.
Kaji tingkat ansietas. Dorong
menyatakan masalah/ perasaan. Jawab pertayaan dengan jujur. Kunjungi dengan
sering, atau pertemuan/ kunjungan oleh orang terdekat/ pengunjung sesuai
indikasi.
Observasi penyimpanan kondisi, catat
hipotensi, banyaknya jumlah sputum merah muda/ berdarah, pucat, sianosis,
perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.
Siapkan untuk/ pemindahan ke unit
perawatan kritis bila diindikasikan.
Kolaborasi
Berikan terapi oksigen dengan benar,
mis., dengan nasal porong, masker, masker penturi.
|
Manifestasi distress pernafasan
tergantung pada / indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan
umum.
Sianosis kuku menunjukkan
vasokontriksi atau respons tubuhterhadapo demam/ menggigil. Namun seanosis
daun telinga, membrane mukosa, dan kulit sekitar mulut (membrane hangat)
menunjukkan hipoksemia sistemik.
Gelisah, mudah terangsang, dan
somnolen dapat menunjukkan hiposemia/ penurunan oksigenasi terserebral.
Takikardia biasanya ada sebagai
akibat demam/ dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksemia.
Demam tinggi (Umum pada pneumonia
bacterial dan influenza) sangat meningkatkan kebutuhan metabolic dan
kebutuhan oksigendan mengganggu oksigenasi seluler.
Mencegah terlalu lelah dan
menurunkan kebutuhan / konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.
Tindakan ini meningkatkan inspirasi
maksimal, meningkatkan pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi (rujuk
pada DK: bersihkan jalan nafas, tak efektif. Hal 166)
Ansietas adalah manifestasi ,masalah
psikologi sesuai dengan renpon fisilogi terhadap hiposia. Pemberian keyakinan
dan meningkatkan rasa aman dapat menurunkan komponen psikologis, sehingga
menurunkan kebutuhanoksigen dan efek merugikan dari respon psikologis.
Syok dan edema paru adalah penyebab
umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan interfensi medis segera.
Intibasi dan ventilasi mekanik
mungkin diperlukan pada kejadian kegagalan pernafasan.
Tujuan terapi oksigen adalah untuk
mempertahankan PaO2 diatas 60 mm hg. Oksigen diberikan dengan
metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasien
Mengevaluasi proses penyakit dan
memudahkan terapi paru.
|
3
|
Resiko tinggi terhadap penyebaran
infeksi s/d ketidak ada kekuatan pertahankan utama (penurunan kerja silia,
perlengketan secret pernapasan).
Tidak adekuat pertahanan skunder
(adanya infeksi, penekanan imun) penyakit kronis, malnutrisi.
Ditandai dengan:
Tidak dapat diterapkan; tanda- tanda
dan gejala – gejala membuat diagnose actual.
|
- mencapai waktu perbaikan infeksi
berulang tanpa konflikasi.
-menidentifikasi intervensi untuk
mencegah/ menurunkan resiko infeksi.
|
Mandiri
Pantau tanda vital dengan ketat,
khususnya selama awal terapi.
Anjurkan pasien memperhatikan
pengeluaran sekresi (mis. Meningkatkan pengeluaran dari pada menelannya) dan
melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau secret.
Tunjukkan/ dorong teknik mencuci
tangan yang baik.
Ubah posisi dengan sering dan
berikan pembuangan paru yang baik.
Batasi pengunjungan sesuai indiukasi
Lakukan isolasi pencegahan sesuai
individual.
Dorong keseimbangan istirahat
adekuat dengan aktifitas sedang. Tindakan masukan nutrisi adekuat.
Awasi keefetifan terapi
antimicrobial.
Selidiki perubahan tiba- tiba/
penyimpanan kondisi, seperti peningkatan nyeri dada, bunyi jantung ekstra,
gangguan sensori, berulangnya demam, perubahan karaktristik sputum
Kolaborasi
Berikan antimicrobial sesuindikasi
dengan hasil kultur sputum/ darah, mis, pinisillin, eritromisin, tetrasiklin,
amikain, sefalosporin; amantadin
|
Selama waktu ini, potensial
komplikasi (hipotensi/syok) dapat terjadi.
Meskipun pasien dapat menemukan
pengeluaran dan upaya membatasi atau menghindarinya, penting bahwa sputum
harus dikelarkan dengan cara ,aman. Perubahan karaktristik sputum menunjukkan
perbaikan pneumonia atau terjadinya infeksi skunder.
Efektif berarti menurunkan
penyebaran / tambahan infeksi
Meningkatkan pengeluaran,
pembersihan infeksi.
Menurunkan pemajanan terhadap
pathogen infeksi lain.
Tergantu pada tipe infeksi, respon
terhadap anti biotic, kesehatan umum pasien, dan terjadinya konflikasi,
teknik isolasi mungkin diperlukan untuk mencegah penyebaran/ melindungi
pasien dari proses infeksi lain.
Memudahkan proses penyembuhan dan
meningkatkan tahanan alamia.
Tanda perbaikan kondisi haus terjadi
dalam 24 – 28 jam.
Penyembuhan melambat atau
peningkatan beratnya gejala diduga tahanan terhadap anti biotic atau infeksi
skunder. Konflikasi mempengaruhi beberapa atau smua system organ termasuk
abses paru/ empiema, bakteremia, perikarditis/ endokarditis, meningitis/
ensefalitis, dan super infeksi.
Obat ini digunakan untuk membunuh
kebanyakan microbial pneumonia. Kombinasi antiviral dan anti jamur mungkin
digunakan bila pneumonia di akibatkan oleh organism campuran
|
4
|
Intoleransi aktifitas s/d
ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan sendiri
Kelemahan umum.
Kelelahan yang berhubungan dengan
gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ketidak nyamanan, betuk
berlebihan, dan dispnea.
Ditandai dengan:
-Laporan verbal kelemahan,
kelelahan, keletihan.
-dispnea karena kerja, takisknea.
-takikardia sebagai respon terhadap
aktifitas
- terjadinya / memburuknya pucat/
sianosis
|
-melaporkan / menunjukkan
peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan tak adanya
dispnea, kelemahan berlebihan, dan tranda vital dalam rentang normal
|
Mandiri
Evaluasi respon pasien terhadap
aktifitas. Catatan laporan dispnea, peningkatan kelemahan /kelelahan dan
perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitas
Berikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Dorong penggunaan manajmen
stress dan pengalih yang tepat.
Jelaskan pentingnya istirahat dalam
rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktifitas dan istirahat
Bantu pasien memilih posisi nyaman
untuk istirahat dan/ atau tidur.
Bantu aktifitas perawatan diri yang
diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktifitas selama fase penyembuhan
|
Menetapkan kemampuan/kebutuhan
pasien memudahkan pemilihan interfensi.
Menurunkan stress dan rangsangan
berlebihan, meningkatkan istirahat.
Tirah baring dipertahankan selama
fase akut untuk menurunkan kebutuhan metamolik, menghemat energy untuk
penyembuhan. Pembatasan aktifitas ditentukan dengan respon individual pasien
terhadap aktifitas dan perbaikan kegagalan pernafsan.
Pasien mungkin nyaman dengan kepala
tinggi, tidur di kursi atau menunduk kedepan meja atau bantal.
Meminimalkan kelahan dan membantu
keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
|
5
|
Nyeri Akut
s/d inflamasi parenkim paru.
Reaksi seluler terhadap sirkulasi
toksin
Batuk menetap.
Ditandai dengan:
-Nyeri dada pleuritik
- sakit kepala, otot atau nyeri
sendi
-melindungi area yang sakit.
- prilaku distraksi, gelisah
|
-menyatakan nyeri hilang /
terkontrol
- menunjukkan rilaks, istirahat atau
tidur, dan peningkatan aktifitas dengan tepat.
|
Mandiri
Tentukan karaktristik nyeri, mis,
tajam, konstan, ditusuk. Selidiki perubahan karakter/ lokasi/ intsnsitas
nyari.
Pantau tanda vital
Berikan tindakan nyaman, mis,
pijatan punggung, perubahan posisi, music tenang/ perbincangan, relaksasi/
latihan nafas
Tawarkan pembersihan mulut dengan
sering.
Anjurkan dan bantu pasien dalam
teknik menekan dada selama episode batiuk (rujuk ke DK: bersihkan jalan
nafas, tak efektif, hal 166).
Kolaborasi
Berikan analgesic dan antitusif
sesuai indikasi.
|
nyeri dada, biasanya ada dalam
beberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul konplikasi pneumonia
seperti perikarditis dan endokarditis
Perubahan frekuensi jantung atau TD
menujunkkan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk
perubahan tanda vital telah terlihat
Tindakan non-analgesik diberikan
dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidak nyamanan dan memperbesar
efek terapi analgesic.
Pernafasan mulut dan terapi oksigen
dapat mengiritasi dan mengeringkan membrane mukosa, potensial ketidak
nyamanan umum.
Alat utnuk mengontrol
ketidaknyamanan dada sementara meningkatkan kefektifan upya batuk.
Obat ini dapat digunakan untuk
menekan batuk non-pruduktif/paroksismal atau menurunkan mukosa berlebihan,
meningkatkan kenyaman/ istirahat umum.
|
6
|
Resiko tinggi kurangnya nutrisi dari
kebutuhan tubuh terhadap factor resiko meliputi:
-Peningkatan kebutuhan metabolic
skunder terhadap demam dan proses infeksi.
-Anoreksia yang berhubungan dengan
toksin bakteri, baud an rasa sputum, dan pengobatan aerosol
-distensi abdomen/gas yang
berhubungan dengan menelan udara selama episode dispnea.
Ditandai dengan:
Tidak dapat diterpakan : adanya
tanda-tanda dan gejala- gejala membuat diagnose actual.
|
-menunjukkan peningkatan nafsu
makan.
-mempertahankan atau meningkatkan
berat badan.
|
Mandiri
Identifikasi factor yang menimbulkan
mual/muntah. Mis,sptum banyak, pengobatan aerosol, dispnea berat, nyeri.
Berikan wadah tertutup untuk sputum
dan buang sesering mungkin. Berikan / bantu kebersihan mulut setelah muntah,
setelah tindakan aerosol dan drainase postural, dan sebelum makan.
Jadwalkan pengobatan pernafasan
sidikitnya 1 jam sebelum makan.
Auskultasi bunyi usus. Observasi/
palfasi distensi abdomen.
Berikan makan porsi kecil dan sering
termasuk makanan kering (roti panggan. krekers) dan/atau makan yang menarik
untuk pasien.
Evaluasi status nutrisi umum, ukur
berat badan dasar.
|
Pilihan intervensi tergantung pada
penyebab masalah
Menghilangkan tanda bahaya, rasa,
bau dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual.
Menurunkan efek mual yang
berhubungan dengan pengobatan ini
Bunyi usus mungkin menurun / tak ada
bila proses infeksi berat/mamanjang. Distensi abdomen terjadi sebagai akibat
menelan udara untuk menunjukkan pengaruh toksin bakteri pada saluran GI.
Tindakan ini dapat meningktkan
masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali.
Adanya kondisi kronis (seperti PPOM
atau alkoholisme) atau keterbatasan keuangan dapat menimbulkan malnutrusi, rendahnya
tahanan terhadap infeksi, dan/ atau lambatnya respons terhadap terapi
|
7
|
Resiko tinggi Kekurangan volume
cairan terhadap factor kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringat
banyak, nafas mulut/ hiperventilasi, muntah).
Penurunan masukan oral
Ditandai dengan:
Tidak dapat diterapkan : adanya
tanda-tanda dan gejala- gejala membuat diagnose actual
|
Menunjukkan keseimbangan cairan
dibuktikan dengan parameter individual yang tepat, mis, membrane mukosa
lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil.
|
Mandiri
Kaji perubahan tanda vital, contoh
peningkatan suhu/ demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik.
Kaji turgor kulit, kjelembaban
membrane mukosa (bibir,lidah).
Catat laporan mual/ muntah
Pantau masukan dan keluaran, catat
warna, karakter urin. Hitung keseimbangan cairan. Waspadai kehilangan yang
tak tanpak. Ukur berat badan sesuai indikasi
Tekankan cairan sedikitnya 2500
ml/hr atau sesuai kondisi individual.
Kolaborasi
Beri obat sesuai indikasi mis,
antipiretik, antiemetic.
Berikan cairan tambahan IV sesuai
keperluan
|
Peningkatan suhu atau memanjangnya
demam meningktkan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui epvorasi, TD
ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan
sistemik.
Indicator langsung keadekuatan
volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering karena nafas
mulut dan oksigen tambahan
Adanya gejala ini menurunkan masukan
oral
Memberikan informasi tentang
keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian.
Pemenuhan kebutuhan dasar cairan,
menurunkan resiko dehidrasi.
Berguna menurunkan kehilangan cairan
Pada adanya penurunan masukan/
banyak kehilangan, penggunaan parental dapat memperbaiki/ mencegah kekurangan
|
8
|
Kurang pengetahuan (kebutuhan
belajar, mengenai kondisi dan kebutuhan tind) s/d kurang terpajan
Kesalahan intepretasi
Kurang mengingat
Ditandai dengan:
Permintaan informasi
Pernyataan kesalahan konsep
Kegagalan memperbaiki/ berulang.
|
-menyatakan pemahaman kondisi,
proses penyakit dan pengobatan.
-melakukan perubahan pola hidup dan
berpartisipasi dalam program pengobatan
|
Mandiri
Kaji fungsi normal paru, patologi
kondisi
Diskusikan ketidakmampuan dari
penyakit, lamanya penyembuhan, dan harapan kesembuhan. Identifikasi perawatan
diri dan kebutuhan/ sumber pemeliharaan rumah
Berikan informasi dalam bentuk
tertulis dan verbal
Tekankan pentingnya melajutkan
batukl efektif/ latihan pernafsan
Tekankan perlunya melanjutkjan
terapi antiobiotik selama priode yang di anjurkan
Buat langkah untuk meningkatkan
kesehatan umum dan kesejahtraan mis, istirahat dan aktifitas seimbang, diet
baik, menhindadri kerumunan selama musim pilek/flu dan orang yang mengalami
infeksi saluran nafas atas.
Takankan pentingnya
melanjutkan evaluasi medic dan vaksin /. Imunisasi dengan tepat
Identifikasi tanda/gejala yang
memerlukan pelaporan pemberi perawatan kesehatan, mis, peningkatan dipnea,
nyri dada, ke;lemahan memanjang, kehilangan berat badan, demam/ ,menggigil,
menetapnya batu produktif, perubahan mental
|
Meningkatkan pemahaman situasi yang ada
dan penting menghubungkannya dengan program pengobatan.
Informasi dapat meningkatkan koping
dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan. Gejala permafasan
mungkin lambat untuk membaik, dan kelemahan, kelelahan dapat menetap selama
riode yang panjang. Factor ini dapat brhubungan depresi dan kebutuhan
berbagai bentuk dukungan dan bantuan.
Kelemahan dan depresi dapat
mempangaruhi kemampuan untuk mengasimilasi/ mengikuti program medic.
Selam awal 6-8 minggu setela
pulang, pasiean beresiko besar untuk kambuh dari pneumonia.
Penghentian dini antibiotic dapat
mengakibatkan iritasi mukosa bronkus, dan maenghambat makropag alveolar,
mempengaruhi pertahanan alamia/imunitas, membatasi terpajan pada pathogen.
Dapat mencegah kambuhnya pneumonia
dan/ atau komplikasi yang berhubungan.
Upaya evaluasi dan interfensib tepat
waktu dapat mencegah/ meminimalkan komlikasi.
|
BAB II
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Pengkajian
dilakukan pada tanggal 24 April 2011
a.
Identitas
klien
Nama
: Ny. A
Umur
: 40 thn
Jenis
kelamin
: perempuan
Alamat
: Jln Rusa
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: bugis/Indonesia
Pendidikan
: SMA
NO.
register
: 222995
Tanggal
masuk
: 22 April 2011
Diagnose
medis
: Pneumonia bacterial
b.
Identitas
penaggung jawab
Nama
: Tn B
Umur
: 47 thn
Pekerjaan
: Petani
Hubungan dgn pasien : Suami
c.
Riwayat kesehatan
klien
·
Keluhan utama
klien adalah batuk disertai sesak nafas
·
Kurang lebih dua
hari yang lalu yaitu hari minggu 17 April 2011 saat pasien membersihkan rumah
tiba-tiba batuk pasien sesak dan nyeri dada. Keluhan di rasakan seperti susah
untuk bernafas, ada mucus yang mengganjal di saluran pernafasan. Nyeri menjalar
kemana- mana. Nyeri berlangsung lebih lama,Nyeri disertai batuk perasaan mual,
muntah, sesak, pusing, berdebar-debar, gelisah, keluarga panic dan ketakutan
Lalu pasien di bawah oleh keluarga ke rumah sakit untuk di periksa dan
oleh dokter di anjurkan untuk rawat inap di rumah sakit dengan diagnose
Penyakit gangguan saluran pernafasan pneumonia bakterial.
·
Keadaan umum,
klien Nampak Lemah. Dengan TTV: S: 39 C , TD: 160/120 mmHg, P: 30x /menit, N:
99x/menit, wajah klien Nampak gelisah, dan klien Nampak pucat, letih, lemah,
perubahan Nadi dan TD, keluarga Nampak gelisah melihat kondisi klien, keluarga
sering bertanya dalam hal pengobatan
A. Data Fokus
1. Klien mengatakan sesak nafas saat beraktivitas
ringan dan badan terasa lemah
2. Keluarga klien mengatakan klien sesak saat
bernafas dan batuk
3. Klien mengatakan nyeri dada saat batuk
dan sulit bernafas
4. Klien mengatakn nyeri berlangsung lama. Batuk
disertai nyeri perasaan mual, muntah, sesak, pusing, berdebar-debar.
5. Klien nampak berkeringat
6. Klien mngatakan ada yang mucus saat bernafas
dan batuk
7. Pernafasan klien terdengar bunyi saat bernafas
8. Keluarga mengatakan panic dan ketakutan saat
melihat kondisi klien
9. Klien sering batuk
10. Klien nampak gelisah
11. Klien Nampak sesak nafas dan badan lemah
12. Kebutuhan klien di bantu keluarga dan perawat
13. Keluarga sering bertanya dalam hal pengobatan
14. Keluarga dan klien Nampak cemas
15. TTV:
-
S
: 39 C
-
TD
: 160/120 mmHg
-
P
: 30x/menit
-
N
: 99x/menit
16. Perubahan Nadi dan TD
B. Klasifikasi Data
1. Data Subjektif (Ds)
-
Klien mengatakan
sesak nafas saat beraktivitas ringan dan badan terasa lemah
-
Keluarga klien
mengatakan klien sesak saat bernafas dan batuk
-
Klien
mengatakan nyeri dada saat batuk dan sulit bernafas
-
Klien mengatakn
nyeri berlangsung lama. Batuk disertai nyeri perasaan mual, muntah, sesak,
pusing, berdebar-debar.
-
Klien mngatakan
ada yang mucus saat bernafas dan batuk.
-
Keluarga
mengatakan panic dan ketakutan saat melihat kondisi klien
2. Data Objektif (Do)
-
Klien nampak
berkeringat
-
Pernafasan klien
terdengar bunyi saat bernafas
-
Klien sering
batuk
-
Klien nampak
gelisah
-
Klien Nampak
sesak nafas dan badan lemah
-
Kebutuhan klien
di bantu keluarga dan perawat
-
Keluarga sering
bertanya dalam hal pengobatan
-
Keluarga dan
klien Nampak cemas
3. Diagnose Keperawatan
A. Analisa
Data
No
|
Data
|
Masalah
|
Etiologi
|
1.
|
Dispenia
Sianosis
Takikardia
Gelisah
Hipoksia
|
Gangguan pertukaran gas
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Reaksi radang pada bronchus
dan alveolus
Atelektasis
Gangguan difusi
|
2
|
Batuk produktif
Nafas cepat dan dangkal
Dispnea
Sianosis
Penggunaan otot aksesori
|
Bersihkan
jalan nafas tidak efektif
Resiko
tinggi terhadap infeksi penyebaran
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Peningkatan produksi secret
Akumulasi secret
Obstruksi jalan nafas
Gangguan ventilasi
Rangsangan batuk
Sumber infeksi
|
3
|
Kelelahan
Dispnea’
Takipnea
Takikardia
Sianosis
|
Intoleransi aktifitas
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Reaksi radang pada bronchus dan alveolus
Fibrosis dan pelebaran
Atelektasis
Gangguan difusi
Gangguan pertukaran gas
O2 ke jaringan menurun
Kelemahan
|
4
|
Nyeri
dada pleuritik
Sakit
kepala
Gelisah
Otot
/ nyeri sendi
|
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
|
Virus
Bakteri Jamur
Aspirasi
Saluran nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Peningkatan produksi secret
Akumulasi secret
Rangsangan batuk
Nyeri pleuritik
|
5
|
Kelemahan
Sianosis
BB
kurang dari normal
|
Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
|
Virus
Bakteri Jamur
Aspirasi
Saluran nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Stimulasi chemoreseptor hypothalamus
Sel poin bertambah
Respon menggigil
Reaksi peningkatan panas tubuh
Metabolism meningkat
Kompensasi cadangan lemak digunakan tubuh
|
6
|
Kelemahan
BB
kurang dari normal
Sianosis
|
Deficit
volume cairan
|
Virus
Bakteri
Jamur Aspirasi
Saluran nafas bagian bawah
Bronchioles
Alveolus
Stimulasi (hemoreseptor)
Sel poin bertambah
Respon menggigil
Reaksi peningkatan panas tubuh
Hipertermia
Evaforasi
Cairan tubuh berkurang
|
B. Penegakan
Diagnosa
a.
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, pembentukan
edema, peningkatan produksi sputum.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
kapasitas pembawa oksigen darah.
c. Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran)
berhubungan dengan ketidak adekuatan pertahanan skunder (adanya infeksi
penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidak seimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen.
e. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi
parenkim paru, batuk menetap.
f.
Resiko tinggi
terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolic skunder terhadap demam dan proses infeksi.
g. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume
cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral
4. Perencanaan
No
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TUJUAN DAN HASIL
KRITERIA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Bersihakan jalan nafas tidak efektif
s/d inflamasi trachea bronchil, peningkatan produksi sputum d/d
-perubahan frekuensi kedalaman
pernafasan
-bunyi nafas tak normal
-dispnea, sianosis
- batuk efektif / tidak efektif
dengan/tanpa produksi sputum
|
-menunjukkan nafas efektif dengan :
-batuk efektif
-nafas normal
-bunyi nafas bersih
- sianosis
|
- kaji frekuensi/kedalaman
pernafasan dan gerakan dada
-auskultasi area paru, catat area
penurunan 1kali ada aliran udara dan bunyi nafas
-biarkan tekinik batuk efektif
-penghisapan sesuai indikasi
-Berikan cairan sedikitnya
-Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, eks.
|
Takipnea, pernafasan dangkal dan
gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidak nyamanan
Penurunan aliran darah terjadi pada
area konsolidasi dengan cairan
Batuk adalah mekanisme pembersihan
jalan nafas
alami untuk mempertahankan jalan
nafas paten
merangsang batuk atau pembersihan
jalan nafas suara mekanik pada factor yang tidak mampu melakukan karena batuk
efektif ataupun atau penurunan tingkat kesadaran
Cairan (khususnya yang hangat)
memobilisasi dan mengeluarkan secret
Alat untuk menurunkan spasme bronkus
dengan mobilisasi secret, analgetik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan
menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati, karena
dapat menurunkan upaya batuk / menekan pernafasan
|
2
|
Gangguan pertukaran gas s/d gangguan
pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen d/d
Dispnea, sianosis
Takikardia
Gelisah/perubahan mental
Hipoksia
|
Menunjukkan
gangguan gas teratasi dengan:
-sianosis
-nafas normal
-sesak
-hipoksia
-gelisah
|
-kaji
frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas
-observasi
warna kulit , membrane mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku)
atau sianosis sentral.
-kaji kasus
mental
-tinggikan
kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif
Kolaborasi
-berikan terapi
oksigen dengan benar missal dengan nasal plong master, master venturi
|
Manifestasi distress
pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status
kesehatan umum
Sianosis kuku menunjukkan
vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil namun sianosis pada daun
telinga, membrane mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia
sistemik
Gelisah mudah terangsang, bingun dan
somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau penurunan oksigen serebral
Tindakan ini meningkat inspirasi
maksimal, meningkat pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi tak
efektif
Mempertahankan PaO2 diatas
60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman
tepat dalam toleransi pe.
|
3
|
Penyebaran infeksi beresiko tinggi
s/d ketidak adekuatan pertahanan skunder (adanya infeksi penekanan imun),
penyakit kronis malnutrisi
|
Memperlihatkan
tidak terjadinya infeksi dapat dilihat dengan
-waktu perbaikan infeksi/penyembuhan
cepat tampak
-tidak terjadinya penularan penyakit
kepada orang lain
|
- pantau tanda vital selama awal
terapi
-tunjukkan teknik mencuci tangan
dengan baik
-Batasi pengunjung sesuai indikasi
-Potong keseimbangan adekuat dengan
aktifitas sedang. Tingkatkan masukan nutrisi adekuat
Kolaborasi
-berikan antimicrobial sesuai
indikasi dengan hasil kultur sputum/darah missal pinicilin, eritromisin,
tetrasiklin, amikalin, sepalosporin, amantadin
|
Selama awal priode ini potensial
untuk fatal dapat terjadi
Efektif menurun penyebaran/perubahan
infeksi
Menurunkan penularan terhadap
pathogen infeksi lain
Memudahkan proses penyembuhan dan
meningkatkan proses penyembuhan alamiah
Obat kebanyakan digunakan untuk
membunuh microbial polmunia
|
4
|
Intoleransi aktifitas s/d
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d/d – Dispnea
Takikardia
Sianosis
|
Menunjukkan nafas normal
Sianosis
Irama jantung
|
Evaluasi respon pasien terhadap
aktifitas
Berikan lingkungan tenang dan batasi
pengunjung selama fase akut sesuai indikasi
Jelaskan perlunya istirahat dalam
rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktifitas dan istirahat
Bantu pasien untuk memilih posisi
nyaman untuk istirahat atau tidur
Bantu aktifitas perawatan diri yang
diperlukan
|
Merupakan kemampuan, kebutuhan
pasien dan memudahkan pilihan interan
Menurunkan stress dan rangsangan
berlebihan, meningkatkan istirahat
Pasien mungkin nyaman dengan kepala
tinggi (tidur dikursi)
Meminimalkan kelelahan dan membantu
keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
|
5
|
Nyeri s/d
inflamasi parenkin varul, batuk menetap d/d Nyeri dada
Sakit kepala
Gelisah
|
menunjukkan
-Nyeri dada (-)
-Sakit kepala
(-)
-Gelisah(-)
|
Tentukan
karaktristik nyeri, missal kejan, konstan ditusuk
Panau tanda
vital
Berikan
tindakan nyaman pijatan punggung, peubahan posisi music tenang, perbincangan
Aturkan dan
bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk
Berikan
analgetik dan antitusik sesuai indikasi
|
Nyeri dada biasanya ada dalam
beberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul karena pneumonia seperti
perikarditis, dan endokarditis
Perubahan FC jantung / TD menu bawa
Pc mengalami nyeri, khusus bila alsan lain tanda perubahan tanda vitalelah
terlihat
Tindakan non analgesic diberikan
dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar
efek derajat analgesic
Alat untuk mengontol ketidaknyamanan
ada sementara meningkat keefektifan upaya batuk
Obat dapat digunakan untuk menekan
batuk non produktif atau menurunkan mukosa berlebihan meningkat kenyamanan
istirahat umum
|
6
|
Kurangnya nutrisi beresiko tinggi
terhadap kebutuhan tubuh s/d peningkatan kebuthan metabolic skunder terhadap
demam dan proses inflamasi d/d nutrisi kurang dari kebutuhan
|
Pasien menunjukkan peningkatan nafsu
makan
Pasien mempertahankan/ meningkatkan
BB
|
-indikator factor menimblakan
mual/muntah, mis sputum banyak nyeri
-jadwalkan pernafasan sedikitnya 1
jam sebelum makan
-berikan makan porsi kecil dan
sering termasuk makanan kering (roti panggang) makan yang menarik oleh pasien
-evaluasi status nutrisi umum, ukur
berat badan dasar
|
Pilihan intervensi tergantung pada
penyebab masalah
Menurunkan efek mual yang
berhubungan dengan penyakit ini
Tindakan ini dapat meningkatkan
masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali
Adanya kondisi kronis keterbatasan
ruangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap inflamasi
atau lambatnya respon terhadap terapi
|
7
|
Resiko tinggi terhadap kekurangan
volume cairan berlebihan demam, berkeringat banyak, nafas mulut, penurunan
masukan oral
|
Kekurangan volume cairan tidak
terjadi dengan kreteria pasien menunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan
dengan parameter individual yang tepat misalnya membrane mukosa lembab,
turgor kulit baik, tanda vital stabil
|
-kaji perubahan tanda vital contoh
peningktan suhu demam memanjang
Takikardia
Kaji turgor kulit kelembapan
membrane mukosa (bibir,lidah)
Catat laporan mual/muntah
Pantau masukan dan keluaran catan
warna, karakter urine. Hitung keseimbangan cairan. Ukur berat badan sesuai
indikasi
Tekankan cairan sedikit 2400 ml/hari
atau sesuai kondisi individual
Kolaborasi
Beri obat indikasi mis, anti
piratik,antimitik
Berikan cairan tambahan IV sesuai
keprluan
|
Peningkatan suhu/memanjangnya demam
meningkatkan laju metabolic daan kehilangan cairan untuk evaporasi
Indicator langsung keadekuatan
volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin karena nafas mulut dan
O2 tambahan
Adanya gejala ini menurunkan masukan
oral
Memberikan informai tentang
keadekutan volume cairan dan keseluruhan penggantian
Pemenuhan kebutuhan dasar cairan
menurunkan resiko dehidrasi
Berguna menurunkan kehilangan cairan
Pada adanya penurunan masukan banyak
kehilangan penggunaan dapat memperbaiki/mencegah kekurangan
|
5. Implementasi keperawatan dan Evaluasi
NO
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1
|
Menkaji
frekuensi dan kedalaman pernafasan dada
Catat penurunan
1 kali pada aliran udara da bunyi nafas
Mengajarkan
teknik batuk efektif
Melakukan
penghisapan sesauai dengan indikasi
Memberikan
cairan sedikitnya pada pasien
Berkolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat sesuai dengan indikasi
|
S :
·
Klien mengatakan sudah tidak sesak saat bernafas
O :
·
P: 20x/menit
A : masalah teratasi
P : hentikan
rencana tindakan.
|
2
|
Mengkaji
frekuensi kedalaman dan kemudahan bernafas
Mengobservasi
warna kulit, membrane mukosa dan kuku pasien
Mengkaji status
mental
Mengajak psien
untuk meninggikan kepala dan sering mengubah posisi
Berkolaborasi
dengan pihak terapi untuk memberikan terapi oksigen
|
S :
·
Klien mengatakan sudah tidak merasa gelisah
O :
·
P: kelihatn tanang
A : masalah teratasi
P : hentikan
rencana tindakan.
|
3
|
Memantau tanda
vital
Menunjukkan
teknik mencuci tangan dengan baik
Membatasi
pengunjung sesuai indikasi
Memotong
keseimbangan istirahat adekuat dengan aktifitas sedang. Meningkatkan masukan
nutrisi adekuat
Berkolaborasi
dengan pihak medis untuk memberikan obat antibakterial
|
S :
·
Klien mengatakan sudah sudah ada rasa nyaman
O :
·
P: kelihatan tanang
A : masalah teratasi
P : hentikan
rencana tindakan.
|
4
|
Mengvaluasi
respon pasien terhadap aktifitas
Memberikan
lingkungan yang tenang dan membatasi pengunjung sesuai indikasi
Menjelaskan
perlunya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktifitas dengan istirahat
Membantu pasien
untuk memilih posisi nyaman untuk istirahat
Membantu
aktifitas perawatan diri pasien
|
S :
·
Klien mengatakan sudah merasa tidak sesak setelah beraktifitas ringan
O :
·
P: klihatan tidak sesak lagi
A : masalah teratasi
P : hentikan
rencana tindakan.
|
5
|
Menentukan
karakteristik nyeri
Mamantau tanda
vital
Memberikan
tindakan pijatan punggung, perubahan posisi, dan memperdengarkan music
Membantuk
pasien menekan dada selama episode batuk
Berkolaborasi
dengan pihak medis untuk memberikan obat analgesic dan antitusik
|
S :
·
Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri
·
Klien mengatakan sudah tidak batuk lagi
O :
·
P: sudah tidak mengeluh kesakitan
·
P: sudah tidak pernah batuk
A : masalah teratasi
P : hentikan
rencana tindakan.
|
6
|
Mengidentifikasi
factor yang menyebabkan mual/muntah
Memberikan
jadwal pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan
Memberikan
makanan porsi kecil dan sering memberi makanan kering
Mengevaluasi
status nutrisi umum
|
S :
·
Klien mengatakan sudah tidak merasakan mual
·
Klien mengatakan selalu ingin makan
O :
·
P: kelihatan tidak pucat
·
P: bertambahnya berat badan klien hingga 50 kg
A : masalah teratasi
P : hentikan
rencana tindakan.
|
7
|
Mengkaji
perubahan tanda vital
Mengkaji turgor
kulit kelembaman membrane mukosa
Mecatat laporan
mual/muntah
Memantau
masukan dan keluaran cairan tubuhmenekankan untuk mengkonsumsi cairan
sebanyak 2400 ml/hari
Berkolaborasi
untuk memberikan obat antipiretik, entimitik
|
S :
·
Klien mengatakan sudah tidak merasa kehausan
·
Klien mengatakan sudah tidak mual
O :
·
P: kulit sudah tampak tidak kering
·
A : masalah teratasi
P : hentikan
rencana tindakan.
|
BAB III
PEMBAHASAN DAN
PENUTUP
Penumonia adalah inflasi parenkim paru,
biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi
ini terjadi akibat adanya infeksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi
yang mengganggu tahanan saluran, iritan kimia, dan terapi radiasi. Rencana
keperawatan ini sesuai dengan pneumonia bacterial dan virus, misalnya:
pneumococcal pneumonia, pneumocystis carinni, haemovilus, influenza mioplasma,
gram negative
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh
bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram,
Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri
Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering
menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya
disebabkan oleh virus, misalnya influenza.
Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang
relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan
beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap
acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada
orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang
terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin
ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia
Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air
akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut,
bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan
mikro-organisme, dengan mencetuskan suatu reaksi peradangan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah kami membahas makalah mengenai asuhan
keperawatan terhadap pasien pneumonia bikrobial, sebagaimana yang telah
dipaparkan dalam makalah menyatakan bahwa pneumonia merupakan inflamasi
parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian alfeoli dengan cairan.
Penyebabnya termasuk berbagai agen infeksi, iritan kimia, dan terapi radiasi.
Rencana keperawatan ini sesuai dengan pneumonia bacterial dan virus, misalnya:
pneumococcal pneumonia, pneumocystis carinni, haemofilus influenza, mioplasma,
gram negative.
B. Saran
Makalah ini
disusun sesuai panduan yang ada dan bersumber dari berbagai pihak yang
professional, maka dari itu guna penggunaan makalah ini kami menyarangkan unutk
membaca dan memahami tata cara pembuatan asuhan keperawatan sesuai dengan tata
cara yang telah ditentukan
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,2000 EGC Jakarta
Bare Brenda G, Smeltezer Suzan C. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8, Vol 1,
EGC, Jakarta
Price Anderson Sylvia, Mylson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku -2, Edisi 4
EGC, Jakarta
Tim Penyusun Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001 FKUI
0 Comments
Catatan:
EmojiUntuk menyisipkan kode, gunakan tag <i rel="pre">KODE ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan tag <i rel="image">URL GAMBAR ANDA DI SINI...</i>
Untuk menyisipkan judul, gunakan tag <b rel="h3">JUDUL ANDA DI SINI...</b>
Untuk menyisipkan catatan, gunakan tag <b rel="quote">CATATAN ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek tebal gunakan tag <b>TEKS ANDA DI SINI...</b>
Untuk menciptakan efek huruf miring gunakan tag <i>TEKS ANDA DI SINI...</i>
Mohon Berkomentarlan dengan baik sesuai dengan tema / isi posting di atas
Serta tidak mengandung PORNO,SARA,KATA2 KASAR DAN JOROK
Terima kasih atas perhatianya :)